Jumat, 22 Februari 2013

Anugerah Silsilah


Penulis: Acarya Lian Xiong (蓮雄上師)

Penyebaran Tantrayana di Tanah Han Tiongkok pernah berkembang subur di jaman dinasti Tang, sayangnya belakangan karena belum mempunyai afinitas, di kalangan rakyat hanya terdapat penyebaran Ajaran Eksoterik, dan Ajaran Tantrayana secara perlahan menurun. Pada jaman dinasti Yuan, Ming dan Qing, agama telah berubah menjadi hak istimewa pejabat kekaisaran.

Mengapa Tantrayana pada masa itu tidak dapat disebarkan secara luas di kalangan rakyat, sebab yang paling utama adalah melatih Tantrayana dapat memperoleh kekuatan luarbiasa di luar jangkauan pikiran, kaisar takut kekuasaannya terancam, karena ditekan oleh kekaisaan yang feodal, di kalangan rakyat hanya diijinkan menyebarkan Ajaran Eksoterik.

Sampai pada masa runtuhnya kekaisaran feodal dinasti Qing, ada seorang Rinpoche perorangan dari Tibet mulai menyebarkan Tantrayana di kalangan rakyat, barulah Tantrayana kembali  tersebar di kalangan rakyat, oleh sebab bahasa dan budaya yang berbeda, maka pada masa itu hanya ada sedikit orang Han yang dapat belajar Tantrayana.

Setelah melalui puluhan tahun penyebaran, para Rinpoche Tibet yang menyebarkan Tantrayana ke berbagai belahan dunia pelan-pelan bertambah, dan istilah ‘Tantrayana’ sebagai nama Aliran Agama, mulai dikenal masyarakat dunia, para siswa penganut Tantrayana juga perlahan mulai meningkat, namun masih belum mampu menjadi mayoritas.

Sampai pada tahun 1980-an, Dharmaraja Lian Sheng mencapai Pencerahan Anuttara Bodhi, mencapai Samyak Sambodhi, mendirikan Aliran baru, menyalakan obor terang tak terbatas, menerangi sepuluh penjuru, menembus Langit dan Bumi, melenyapkan avidya dan kegelapan batin para makhluk hidup. Kegersangan yang panjang dari para makhluk hidup, batin yang haus mencari Kebenaran, mendapatkan pembasuhan Amerta Buddha Dharma dari Dharmaraja, sehingga mencerahi Buddhatta yang tersembunyi di kedalaman batin.

Buddha Dharma di dunia ini telah hadir lebih dari dua ribu tahun, saat ini adalah jaman kemusnahan Dharma, Dharma Sejati merosot. Anuttara Bodhi, memahami hati dan menyaksikan Buddhatta, Kesunyataan Mulia Buddha Dharma untuk lepas dari kelahiran dan kematian, yang dicerahi Buddha pada masa itu, saat ini telah tenggelam oleh polusi dunia jahat dan lima kekotoran dunia saha dari jaman akhir Dharma ini.

Dalam dunia agama Buddha saat ini terdapat banyak aliran, mengajarkan kepada manusia  dengan berdana amal itulah Buddha Dharma, semakin banyak sumbangan, semakin besar pencapaian, namun telah menghilangkan pelatihan nyata kesucian dalam Buddha Dharma, jalan kesucian untuk mencapai Anuttara Samyak Sambodhi, dengan mendirikan usaha organisasi agama Buddha duniawi yang sangat besar sebagai tujuan utama: sebenarnya adalah menciptakan sektarianisme, saling bersaing demi nama dan keuntungan, bersaing  menguasai wilayah, penuh dengan hegemonisme.  

Umumnya yang merasa dapat merugikan supremasi kepentingannya, yang bukan dari kelompokku semuanya didiskriminasi, ditekan dan difitnah.

Jaman akhir Dharma, Mara kuat Dharma lemah,  terdapat bermacam-macam ajaran sesat, asap kabut menutupi, membuat mata orang tidak dapat melihat dengan jelas, ke mana manusia akan berpaling, bagaimana membedakan Dharma sejati? Apa itu ajaran sesat dan adharma? Membuat bingung para makhluk hidup apa yang harus dilakukan, melihatnya timbul rasa takut, ragu-ragu untuk melangkah. Menyebabkan agama mengalami kemunduran, Buddha Dharma tidak dapat berkembang, sulit untuk dapat menyelamatkan makhluk hidup secara luas.

Pendiri Zhenfo Zong Dharmaraja Lian Sheng, mengucapkan sumpah besar, turun ke dunia saha, menegakkan panji-panji Dharma, mendirikan ‘Zhenfo Zong’, mengajarkan Dharma Tantra Zhenfo, menabuhkan genderang Dharma besar, meniupkan Dharmasankha besar, menghilangkan kebingungan dan kembali kepada kelurusan. Kehadiran Mahaguru, laksana terbitnya mentari di ufuk timur, Cahaya menerangi sepuluh penjuru dharmadatu, melenyapkan kegelapan, menghancurkan kesesatan dan menghadirkan kebenaran, menyingkirkan berbagai kabut, menyelamatkan para makhluk hidup yang timbul tenggelam di enam alam lautan penderitaan, menghilangkan dukha memperoleh sukha, melepaskan penderitaan hidup dan mati. Panji Dharma Zhenfo tinggi berdiri, menggegarkan sepuluh penjuru, gelombang manusia yang datang bersarana laksana ombak lautan bergulung-gulung, luarbiasa ramainya, para murid yang bersarana pada Dharmaraja Lian Sheng sampai sekarang telah mencapai lima juta jiwa, pada saat yang sama menggerakkan penyebaran agama Buddha secara keseluruhan, menghasilkan kejayaan yang belum pernah ada sebelumnya dalam Buddha Dharma.

‘Dharma Tantra Zhenfo’ yang diajarkan Mahaguru, merupakan pengalaman berat pelatihan nyata pribadi Mahaguru mencapai Pencerahan Buddha selama puluhan tahun, dengan menghapus detail yang tidak penting, tidak relavan dan tidak praktis dari Tantrayana tradisional, memisahkan sekam dari gandum, diringkas dan diambil esensinya, disusun dan dikompilasi, sehingga para murid Buddha umumnya tidak perlu sembarangan meraba-raba, tidak mempraktekkan agama secara membuta sehingga timbul penyimpangan. Membuat kita semua mempunyai Dharma sebagai sandaran, ada jejak langkah untuk diikuti, menghilangkan rintangan dalam pelatihan diri, sehingga ‘Dharma Tantra Zhenfo’ adalah gudang permata bernilai tinggi yang sangat penting bagi para makhluk hidup jaman sekarang untuk melatih diri mencapai ke-Buddha-an.  

Tantrayana mengutamakan Silsilah, sadhaka yang ingin mencapai Siddhi harus memiliki tiga kekuatan, 1. kekuatan adhistana Silsilah, 2. kekuatan kebajikan sendiri, 3. kekuatan virya sadhana sendiri. Terlebih untuk yang pertama, kekuatan adhistana Silsilah yang paling penting, kehilangan kekuatan adhistana Silsilah, pelatihan diri tidak akan berhasil.

Ada sebagian orang yang pengenalannya dengan Tantrayana tidak memadai, selalu mengabaikan perlunya penekanan pentingnya Silsilah, mereka berkata: ‘Buddha Dharma sama setara, semua Aliran sama setara, sehingga harus mempunyai hati yang tidak melekat pada Buddha Dharma, sehingga ia melatih Buddha Dharma dari Aliran manapun, menunjukkan kesama-setaraan Buddha Dharma! Oleh sebab itu, seumur hidup mereka hanya dapat menjadi seorang pengembara dalam belajar Buddha Dharma, kehilangan kekuatan adhistana Silsilah dan tidak menyadarinya.   

Tentu saja, pada tingkatan Kebenaran Kesunyataan kita tahu, pada tingkat bumi-phala: Buddhatta itu sama setara, semua Aliran itu sama setara, asal merupakan Buddha Dharma sejati, semua Aliran dapat berhasil dalam pelatihan, jangan melekat, pada saat mencapai Siddhi, Dharma dapat ditinggalkan, mana ada perbedaan dan kemelekatan.

Namun, hari ini kita semua ada pada bumi-sebab, masih ada dalam proses pelatihan Buddha Dharma, pelatihan diri belum mencapai Siddhi sempurna, maka harus melekat pada Mula Silsilah. Sadhaka harus melepaskan kemelekatan pada benda dan perihal duniawi apapun itu, hanya satu-satunya Silsilah berharga dari Dharma Tantra Zhenfo yang diwariskan oleh Mahaguru yang harus dilekati dan jangan dilepaskan, baru dapat berhasil dalam pelatihan.

Mari kita renungkan, kita ingin menyeberang dari pantai ini ke Pantai Seberang, pada pantai ini berlabuh banyak sekali Bahtera Dharma, setiap Bahtera Dharma dapat menyeberangkan, tetapi kita hanya dapat naik ke satu Bahtera Dharma yang paling cepat, Bahtera Dharma yang paling kokoh, baru dapat mencapai Pantai Seberang, demi waktu seumur hidup kita, kita tidak boleh naik ke semua Bahtera pada saat bersamaan. Kalau kita serakah, seumur hidup kita hanya mencoba dan memilih kumpulan Bahtera di pantai ini, selamanya kita tidak dapat berlayar sampai ke Pantai Seberang.

Semua murid Zhenfo telah naik ke Bahtera Dharma Zhenfo yang dinahkodai oleh Mahaguru yang berjiwa maha welas asih, yang telah mencapai Pencerahan Kesunyataan Mulia Tathata, Anuttara Bodhi. Asal kita semua sepenuhnya menyandarkan tubuh dan batin kita pada Mulaguru Silsilah Dharmaraja Lian Sheng, pasti akan sampai ke Pantai Seberang, berhasil dalam pelatihan diri. Jadi, bagi kita para murid Zhenfo yang paling penting adalah: ‘Mula Silsilah Sebagai Yang Paling Agung’. 

Segala Siddhi dari para murid Zhenfo, semua bersumber dari anugerah kekuatan adhistana Silsilah yang berharga dan agung itu dari Mahaguru. Kalau dalam hidup kali ini tidak ada penyelamatan dari Mahaguru yang welas asih, bagaimana para makhluk dapat terlepas dari dukha dan memperoleh sukha, keluar dari enam alam tumimbal lahir, terlahir di Tanah Suci Buddha.

Dharmaraja berwelas asih menganugerahkan kepada para murid Zhenfo Silsilah luhur Dharma Tantra Zhenfo, agung tiada tara, sulit ditemukan dalam banyak sekali kalpa, jarang ada dan sulit didapat, semua murid menyampaikan rasa syukur yang paling tulus dan tak terhingga! Sekali lagi bersyukur!

Senin, 18 Februari 2013

Mengikuti Mahaguru Sheng-yen Lu Belajar Kosmologi



Penulis: Lianhua Youqiu

Penulis lulus dari Fakultas Geologi suatu perguruan tinggi pada tahun 1959, merupakan seorang atheis Darwinis (penganut teori evolusi Darwin). Namun pada tahun 1991, saya bertemu dengan suatu kejadian ajaib di Suzhou: pada suatu sore hari, seorang biksu bernama Gui Lun (catatan penerjemah: Biksu Gui Lun adalah seorang biksu Zen terkenal dari Tiongkok) berasal dari  Qingchen Sichuan yang sedang menumpang inap di suatu vihara di Putuo Zhejiang , membawa serta murid besarnya terbang dari Zhejiang ke dalam kamar rumah ayah mertuaku yang sedang sakit di Suzhou melakukan ritual penyeberangan sebelum meninggal dunia. Dengan suatu metode yang sangat cerdas-trampil yang membuatku sungguh mengakui mereka berdua benar-benar memiliki kemampuan itu. Saya terkejut luarbiasa, roh itu benar-benar ada! Pada siang bolong itu terbang ke arah barat, pandangan hidup dan pandangan terhadap dunia dari orang-orang, perlu perubahan besar-besaran.

Pada tahun 1992 saya ke Melbourne, saya bergegas ke berbagai kelompok keagamaan dan toko buku untuk mengakses informasi yang bersangkutan. Kristen, Katolik, Perkumpulan Sinar Buddha…dsb. Akhirnya di suatu koran kecil terbaca artikel karya Mahaguru Sheng-yen Lu. Empat huruf besar yang bersinar emas berkilauan telah datang: KOSMOLOGI (宇宙科學). Mahaguru Lu menggunakan pengalaman gaib-Nya; dari Kuil Yihuang sampai ke Yaochi Jinmu, Yang Mulia San San Jiu Hao, Biksu Liao Ming; dari Taichong, Taipei sampai ke Amerika utara, dengan lincah dan hidup menjelaskan kepada para murid tentang hukum-hukum kosmologi dari yang dangkal sampai yang mendalam. Saya belajar dengan lamban, namun saya rela berjalan maju selangkah demi selangkah, suatu perasaan benar-benar baik dalam pelatihan diri nyata satu per satu telah muncul, buku-buku Mahaguru yang telah dibaca tidak lebih dari seper sepuluhnya. Namun telah merasakan manfaatnya. Dharma mendalam sangat sulit didapatkan dalam literatur Buddhis lain atau di vihara-vihara. Contohnya: begitu Sakyamuni Buddha lahir Ia langsung bersabda: ‘Di sorga dan di bumi, hanya Aku yang paling agung.’ Membaca penjelasan dari Mahaguru, saya berseru bahagia. Saya menanyakan hal ini kepada seorang teman penganut aliran eksoterik, jawabannya adalah: ‘Buddha tidak mungkin mengucapkan kata-kata yang begitu sombongnya.’ Perihal ‘Memaki Buddha’ (呵罵佛祖) (catatan penerjemah: salahsatu Ko’an Zen), saya pernah mendengar soal ini dan tidak memahaminya, dan juga hanya dalam bimbingan Mahaguru Lu, setelah sedikit memahami sistem Alam Semesta, barulah saya sedikit paham. Konsep tingkatan relatif Alam Semesta (宇宙層次間的相 對觀念), dengan satu patah kata dari Mahaguru Lu membuat saya seperti baru pertama kali bangun dari mimpi. Ia berkata Buddha Bodhisatva memandang dunia manusia, adalah seperti kita sedang memandang sebuah lobang limbah WC. Dengan membuang semua kilesa dunia, maka telah ada tiang semangat yang dapat diandalkan. Dalam diskusi tentang ‘kosong dan ada’, karya Mahaguru Lu telah membimbingku memahami: Pada tingkat tertinggi Alam Semesta kosong dan ada itu dialektik manunggal. Ada saudara sedharma bertanya pada Mahaguru, apa bedanya Amitabha Buddha dan Avalokitesvara Bodhisatva. Jawaban Mahaguru kira-kira adalah: Keluar rumah Avalokitesvara, kembali ke rumah Amitabha. Setelah mendengarnya kesadaran bangun laksana abhiseka amerta, tiba-tiba saya telah memahami suatu hal.    

Dibandingkan dengan para saudara sedharma lain, pengetahuan saya masih dangkal, namun sepenuh hati mengikuti jejak langkah kaki Mahaguru Lu, sedikit demi sedikit memahami Kebenaran Alam Semesta sungguh merupakan berkah paling besar kehidupan manusia. Tetap seperti itu, tidak sekali-kali mundur, sampai akhir hayat. Menengok kembali kehidupan manusia, seperti mimpi khayalan penuh kegaduhan remeh temeh, bahkan sampai beradu tanduk, tega melakukan segala cara, memaki Guru dan memfitnah Sesepuh, mengkhianati Guru dan saudara sedharma. Semua itu sungguh merupakan sendiri mencelaki diri sendiri. Masih lebih baik lebih awal kembali ke Pantai Seberang!

Melatih Diri satu:
Melatih diri seperti sekolah
Melatih diri seperti bermimpi
Melatih diri seperti kosong
Melatih diri seperti nyata
Melatih diri bukan demi siapa-siapa
Hanya demi memahami Kebenaran Sejati
Memahami Alam Kesadaran yang tiada hingganya.
Tidak memahami minum teh saja.
修法之一
修法如上學
修法如作夢
修法虛若虛
修法實也實
修法不為誰
只為真理明
明明無止境
不明吃茶去
Kesan dari membaca buku ‘Menari Bersama Pencerahan’

Melatih diri dua:

Nyawa tiada batas Alam Kesadaran
Pelatihan diri  tiada batas Alam Kesadaran
Nyawa tiada kelahiran dan kematian
Pelatihan diri tiada yang diperoleh
命無止境
修無止境
命無生滅
修無心得


Melbourne, 10 Desember 2012
Lianhua Youqiu