Senin, 18 Februari 2013

Mengikuti Mahaguru Sheng-yen Lu Belajar Kosmologi



Penulis: Lianhua Youqiu

Penulis lulus dari Fakultas Geologi suatu perguruan tinggi pada tahun 1959, merupakan seorang atheis Darwinis (penganut teori evolusi Darwin). Namun pada tahun 1991, saya bertemu dengan suatu kejadian ajaib di Suzhou: pada suatu sore hari, seorang biksu bernama Gui Lun (catatan penerjemah: Biksu Gui Lun adalah seorang biksu Zen terkenal dari Tiongkok) berasal dari  Qingchen Sichuan yang sedang menumpang inap di suatu vihara di Putuo Zhejiang , membawa serta murid besarnya terbang dari Zhejiang ke dalam kamar rumah ayah mertuaku yang sedang sakit di Suzhou melakukan ritual penyeberangan sebelum meninggal dunia. Dengan suatu metode yang sangat cerdas-trampil yang membuatku sungguh mengakui mereka berdua benar-benar memiliki kemampuan itu. Saya terkejut luarbiasa, roh itu benar-benar ada! Pada siang bolong itu terbang ke arah barat, pandangan hidup dan pandangan terhadap dunia dari orang-orang, perlu perubahan besar-besaran.

Pada tahun 1992 saya ke Melbourne, saya bergegas ke berbagai kelompok keagamaan dan toko buku untuk mengakses informasi yang bersangkutan. Kristen, Katolik, Perkumpulan Sinar Buddha…dsb. Akhirnya di suatu koran kecil terbaca artikel karya Mahaguru Sheng-yen Lu. Empat huruf besar yang bersinar emas berkilauan telah datang: KOSMOLOGI (宇宙科學). Mahaguru Lu menggunakan pengalaman gaib-Nya; dari Kuil Yihuang sampai ke Yaochi Jinmu, Yang Mulia San San Jiu Hao, Biksu Liao Ming; dari Taichong, Taipei sampai ke Amerika utara, dengan lincah dan hidup menjelaskan kepada para murid tentang hukum-hukum kosmologi dari yang dangkal sampai yang mendalam. Saya belajar dengan lamban, namun saya rela berjalan maju selangkah demi selangkah, suatu perasaan benar-benar baik dalam pelatihan diri nyata satu per satu telah muncul, buku-buku Mahaguru yang telah dibaca tidak lebih dari seper sepuluhnya. Namun telah merasakan manfaatnya. Dharma mendalam sangat sulit didapatkan dalam literatur Buddhis lain atau di vihara-vihara. Contohnya: begitu Sakyamuni Buddha lahir Ia langsung bersabda: ‘Di sorga dan di bumi, hanya Aku yang paling agung.’ Membaca penjelasan dari Mahaguru, saya berseru bahagia. Saya menanyakan hal ini kepada seorang teman penganut aliran eksoterik, jawabannya adalah: ‘Buddha tidak mungkin mengucapkan kata-kata yang begitu sombongnya.’ Perihal ‘Memaki Buddha’ (呵罵佛祖) (catatan penerjemah: salahsatu Ko’an Zen), saya pernah mendengar soal ini dan tidak memahaminya, dan juga hanya dalam bimbingan Mahaguru Lu, setelah sedikit memahami sistem Alam Semesta, barulah saya sedikit paham. Konsep tingkatan relatif Alam Semesta (宇宙層次間的相 對觀念), dengan satu patah kata dari Mahaguru Lu membuat saya seperti baru pertama kali bangun dari mimpi. Ia berkata Buddha Bodhisatva memandang dunia manusia, adalah seperti kita sedang memandang sebuah lobang limbah WC. Dengan membuang semua kilesa dunia, maka telah ada tiang semangat yang dapat diandalkan. Dalam diskusi tentang ‘kosong dan ada’, karya Mahaguru Lu telah membimbingku memahami: Pada tingkat tertinggi Alam Semesta kosong dan ada itu dialektik manunggal. Ada saudara sedharma bertanya pada Mahaguru, apa bedanya Amitabha Buddha dan Avalokitesvara Bodhisatva. Jawaban Mahaguru kira-kira adalah: Keluar rumah Avalokitesvara, kembali ke rumah Amitabha. Setelah mendengarnya kesadaran bangun laksana abhiseka amerta, tiba-tiba saya telah memahami suatu hal.    

Dibandingkan dengan para saudara sedharma lain, pengetahuan saya masih dangkal, namun sepenuh hati mengikuti jejak langkah kaki Mahaguru Lu, sedikit demi sedikit memahami Kebenaran Alam Semesta sungguh merupakan berkah paling besar kehidupan manusia. Tetap seperti itu, tidak sekali-kali mundur, sampai akhir hayat. Menengok kembali kehidupan manusia, seperti mimpi khayalan penuh kegaduhan remeh temeh, bahkan sampai beradu tanduk, tega melakukan segala cara, memaki Guru dan memfitnah Sesepuh, mengkhianati Guru dan saudara sedharma. Semua itu sungguh merupakan sendiri mencelaki diri sendiri. Masih lebih baik lebih awal kembali ke Pantai Seberang!

Melatih Diri satu:
Melatih diri seperti sekolah
Melatih diri seperti bermimpi
Melatih diri seperti kosong
Melatih diri seperti nyata
Melatih diri bukan demi siapa-siapa
Hanya demi memahami Kebenaran Sejati
Memahami Alam Kesadaran yang tiada hingganya.
Tidak memahami minum teh saja.
修法之一
修法如上學
修法如作夢
修法虛若虛
修法實也實
修法不為誰
只為真理明
明明無止境
不明吃茶去
Kesan dari membaca buku ‘Menari Bersama Pencerahan’

Melatih diri dua:

Nyawa tiada batas Alam Kesadaran
Pelatihan diri  tiada batas Alam Kesadaran
Nyawa tiada kelahiran dan kematian
Pelatihan diri tiada yang diperoleh
命無止境
修無止境
命無生滅
修無心得


Melbourne, 10 Desember 2012
Lianhua Youqiu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.