Selasa, 22 Januari 2013

Dharmaraja Lian Sheng Sheng-yen Lu: Jangan Meremehkan Bhiksu yang Melanggar Sila

Dikutip dari: Karya Dharmaraja Lian Sheng Sheng-yen Lu ke-161 -- Satu Pikiran Teduh

Zaman sekarang, banyak orang melihat sadhaka melanggar sila, sebagian perumahtangga pun mulai mengolok-olok, meremehkan bhiksu, memarahi bhiksu, menyindir dengan pedas, menghina sampai titik paling ekstrim. Bahkan karena sebagian sadhaka melanggar sila, banyak orang kehilangan sradha.

Saat saya baca Sutra di Danau Daun, saya sempat baca Sutra Lautan Samadhi, menemukan bahwa Buddha Sakyamuni  menguraikan pada kita: Jangan! Jangan pernah! Buddha bersabda, "Jika seseorang menerima Sila Buddha, maka memasuki tingkatan Para Buddha. Sedangkan, orang awam biasa, asalkan menerima Sila Buddha, ibarat menyandang mutiara Sila nan terang, berkalungkan perhiasan yang paling berharga, tingkatannya setara dengan 3 suciwan, selayaknya dihormati."

Di dalam Sutra Lautan Samadhi mengatakan, pada masa lampau ada 4 orang bhiksu, mereka melanggar Sila, sehingga merasa sangat malu, tidak dapat berlindung lagi pada Sang Buddha. Tiba-tiba di tengah angkasa terdapat suara yang mengatakan, "Wahai, empat bhiksu yang melanggar sila, jangan meremehkan diri sendiri tak tertolong, jangan begitu, Buddha Sakyamuni walaupun parinirvana, namun, Dharmakaya-Nya memenuhi alam semesta, kalian boleh memasuki stupa, memandang wujud mustika dari Sang Buddha, di tengah alis terdapat bulu putih."

Keempat bhiksu yang melanggar sila pun memasuki stupa, rupang Buddha bagaikan wajah asli, sehingga mereka bertobat atas kesalahan sendiri, ibarat gunung besar yang rubuh.

Keempat bhiksu ini, belakangan mencapai pencerahan sejati, yakni:

Buddha Aksobhya di timur.
Buddha Ratnasambhava di barat. 
Buddha Amitayus di barat.
Buddha Dundubhisvara di utara.

Itu sebabnya, Sang Buddha menamakannya memandang samadhi Buddha dan Lautan Sila Raja Maharatna, bisa membersihkan dosa-dosa pelanggaran sila, mendapatkan kesucian Dharmata.

Mahāvaipulya mahāsamghāta sūtra mengatakan, "Jika para raja dan bangsawan, memukul dan memaki bhiksu yang menaati sila sebagai bhiksu yang melanggar sila, dosanya sama seperti melukai sepuluh miliar Buddha hingga berdarah, jika melihat orang yang menyandang kasaya, tidak peduli ia memegang Sila atau tidak, tetap anggap sebagai Buddha. Memahami ucapan emas Buddha, tidak meremehkan petunjuk muskil-Nya, tetap tenang dari segala tindakan pukul maupun marah."

Artinya adalah: lebih baik mengendalikan perasaan daripada dikendalikan oleh perasaan.

Melihat orang yang kikir, muncul pikiran berdana.
Melihat orang yang melanggar sila, muncul pikiran menaati sila.

Surangama Sutra mengatakan, "Buddha bersabda tentang 4 jenis ramalan (ramalan sebelum membangkitkan Bodhicitta, ramalan pada awal membangkitkan Bodhicitta, ramalan kebuddhaan rahasia, ramalan kebuddhaan nyata). Kasyapa berkata pada Sang Buddha, mulai hari ini, kami di hadapan segenap insan, menganggap sebagai Bhagavan, jika meremehkan, maka akan melukai diri sendiri. Buddha bersabda, Sadhu, manusia tidak seharusnya mengukur insan, hanya Tathagata, mampu mengukurnya. Atas dasar nidana ini, saya menitahkan pada Sravaka, serta para Bodhisattva agar menganggap insan sebagai Buddha."

Avatamsaka Sutra Bab Menjalankan Ikrar, "Ini juga pikiran yang digunakan untuk menghancurkan sejuta rintangan."

Ada sebuah gatha berbunyi:
Para Buddha di tengah padma layu. Emas murni di dalam kotoran.
Perhiasan tersimpan di dalam tanah. Tunas tumbuh di dalam buah.
Jubah usang tertanam di dalam akar rusak. Di dalam lilitan terdapat rupang emas murni.
Wanita buruk rupa yang miskin dan hina. Bereinkarnasi menjadi raja Cakravartin.
Di dalam lumpur hitam. Terdapat rupang mustika indah.
Loba-dosa-moha insan. Khayalan dan kerisauan.
Di dalam kondisi duniawi. Terdapat Tathagatagarbha.
Ke bawah hingga Neraka Avici. Terdapat badan Tathagata.
Dharma kesucian dari Tathata. Dinamakan tubuh Tathagata.

Teringat ketika saya muda, sangat sakit hati dan membenci sadhaka yang melanggar Sila, ada sadhaka yang melanggar Sila Perzinahan, ada sadhaka yang memperebutkan properti vihara, ada sadhaka yang merampas umat, ada sadhaka yang sangat egois, ada sadhaka yang mendambakan popularitas dan kedudukan, ada sadhaka yang mendambakan kekayaan dan keuntungan, ada sadhaka pembohong besar, dan lain sebagainya.

Saya tidak ada komentar positif untuk orang-orang yang melanggar Sila tersebut.

Namun, sekarang tidak lagi.

Buddha bersabda, "Walaupun kini berada di neraka setan, berarti belum membangkitkan Bodhicitta, Buddha meramalkan kelak pasti bercita-cita besar, bertemu sahabat sejati dan berbudi, menjalankan perilaku Bodhisattva, bahkan mencapai pencerahan sejati, sehingga tidak boleh diremehkan."

Ada sebuah perumpamaan yang baik --
Saat saya berada di Danau Daun, bersamadhi memasuki Goa Dayin (alam baka besar), bertemu Dewa Gunung Dayin, di dalam Goa Gunung Dayin, semua adalah murid Tantra, hanya karena bhavana telah menyimpang, atau ilmu sesat, sehingga menjadi wujud makhluk amanusia.

Saya memberikan abhiseka sarana dan penerimaan Sila ulang, kembali naik Dharmasana menjelaskan Dharma Tantra. Murid Tantra yang melanggar Sila ini, kelak pasti bercita-cita besar, mengolah jalan pembebasan, mengolah jalan kebuddhaan, terakhir mencapai hati Tathagatagarbha, dan akhirnya mencapai pencerahan sejati.

Murid Tantra yang melanggar Sila demikian, di mana pun ia berjodoh, akan menyaksikan Tathagata, mana boleh meremehkan mereka!

Aniruddha dulu menjadi pencuri, kelak mencapai kebuddhaan, bernama Samantaprabhasa, itulah contohnya.

Dharmaraja Liansheng Sheng-yen Lu -- Perselisihan Ada Di Mana-Mana

Dikutip dari Buku Dharmaraja Lian Sheng Sheng-yen Lu ke-105 -- Salju yang Berterbangan di Rainbow Villa

Dulu, guru saya Taois Qingzhen berkata pada saya, "Di mana ada manusia, di situ ada perselisihan, walaupun Anda kabur ke tempat yang paling terpencil di bumi, di pegunungan, di lautan, tetap akan ada perselisihan, lantas, bagaimana Anda nantinya?"

Saya menjawab, "Anggap enteng, memandang dengan tawar, berpandangan terbuka."

Guru berkata, "Inilah memahami, meletakkan, dan bebas leluasa dari samadhi."

Hari ini, saya berkata pada murid-murid saya, "Jangan mengira memeluk Agama Buddha, maka bebas dari perselisihan, jangan kira bersarana pada Zhenfo Zong, maka bebas dari perselisihan. Perselisihan ada di dalam organisasi mana pun, baik desa kecil maupun kota kecil mana pun, bahkan Seattle yang terpencil di bumi sekalipun."

Maksud saya adalah, perselisihan ada di mana-mana, tidak seorang pun dapat menghindari gangguan dari perselisihan, Anda dari satu kantor, loncat ke kantor lain, Anda bisa menghindari untuk sementara, tidak dapat menghindari untuk selamanya. (bagian/departemen di pekerjaan lain bahkan lebih banyak)

Buddha Sakyamuni mengajari kita, jangan berdusta, jangan mengadu domba, jangan bermulut jahat, jangan bicara cabul, setiap orang saling menghormati dan menyayangi, maka tidak ada kondisi saling membicarakan benar dan salah lagi, inilah cara mempertahankan kesucian ucapan. Sikap yang layak dimiliki seorang sadhaka.

Namun, sifat buruk umat manusia adalah, "Di antara 10 mulut, 9 adalah bokong." Dengan kata lain, di antara 10 mulut, ada 9 yang bau, menghasut adalah sifat pembawaan yang paling disukai umat manusia, bahkan membesar-besarkan dan menyebarluaskan, serta ditambahi bumbu-bumbu.

Di sini, saya menasihati para murid Zhenfo Zong, jangan hiraukan perselisihan. Kurangi bicara, perbanyak japa Buddha. Kurangi mengobrol, perbanyak bersadhana. Dengan demikian, jiwa dan raga juga lebih leluasa, indera pendengaran juga lebih bersih, maka perselihan pun akan berkurang di sekitar Anda.

Dunia manusia memang penuh dengan perselisihan, namun tergantung apakah Anda dapat mengatasi atau tidak? Meletakkan atau tidak?

Membongkar Fitnah Jaringan Monyet Kepada Zhenfo Zong (1): Sifat Dasar Yang Jahat dari Sixearmonkey


Penulis: Murid Zhenfo Zong Yang Sungguh-Sungguh Melatih Diri  Cong Ming Dai (聰明呆) (nama pena)

Situs Sixearmonkey (真佛猴戲網) yang disingkat Jaringan Monyet (saat ini sixearmonkey telah berganti nama menjad sevenear monkey) adalah satu blog yang khusus memfitnah Dharmaraja Lian Sheng dan Zhenfo Zong, sampai saat ini baru dibuat dan dikelola oleh dua orang jahat yang mengklaim ‘mantan murid’ dari Zhenfo Zong, penulis utamanya adalah ‘sixearmonkey’ (catatan penerjemah: sekarang menjadi sevenearmonkey), penulis kedua adalah Zheng Yao Zhong, dan masih ada beberapa lagi ‘anggota paduan suara’ yang berperang kata-kata dengan para murid Zhenfo Zong di kolom komentar. Dua orang penulis utama itu selalu dengan suara keras tanpa jeda mengaku diri sangat memahami Zhenfo Zong, sesungguhnya hal yang dituduhkan seratus persen merupakan kebohongan yang sangat jahat.

Dharmaraja Lian Sheng mendirikan Zhenfo Zong pada tahun 1979, telah membabarkan Dharma dan menyelamatkan makhluk selama 33 tahun, mempunyai lima juta orang murid, pada tahun 1982 pindah ke Amerika Serikat untuk membabarkan Dharma, selama 30 tahun telah menyelamatkan murid-murid Zhenfo Zong dan bukan murid Zhenfo Zong sekurang-kurangnya ada 500.000 orang (secara kasar: setiap tahun menyelenggarakan Upacara Dharma Besar sekali, 25.000 orang berpartisipasi dan memperoleh manfaat Dharma, pada suatu tahun pernah ada 5000 orang dari seluruh penjuru dunia datang memohon adhistana, penyembuhan penyakit dan pelenyapan bencana…) kalau Mahaguru Lu adalah guru sesat yang ingin mencelakai orang, lalu apakah intelijen dan unit-unit peradilan Amerika Serikat samasekali tidak tahu? Selain itu, para murid yang mempunyai rasa kebenaran sudah sejak awal melaporkan dan menggugat, bagaimana bisa Mahaguru Lu dengan bebas menyebarkan Dharma ke seluruh dunia yang kebanyakan merupakan negara hukum dan demokratis?

Dalam dunia dengan informasi internet yang sangat maju ini, kemampuan manusia dalam menentukan benar salah suatu persoalan semakin lama semakin lemah, kalau berniat ingin mencelakai seseorang, cukup hanya dengan mengarang cerita bohong di facebook, blog, dll, sudah akan mendapatkan kepercayaan dari komunitas internet tertentu yang kurang pertimbangan. Kalau penulis bukan merupakan murid dari Zhenfo Zong, tapi murid dari aliran Buddha lain, membaca tulisan kebohongan Jaringan Monyet, memfitnah Buddha Dharma dan merusak jiwa kebijaksanaan manusia, juga akan menyatakan suara kebenaran dengan marah!

Diringkas, sifat dasar jahat dari Jaringan Monyet adalah sebagai berikut:

1. Dengan komentar yang menghujat Buddha untuk mencemarkan nama Zhenfo Zong

Ini adalah salahsatu ciri khas paling besar dari Jaringan Monyet, terdapat banyak sekali artikel yang meminjam Ajaran Buddha untuk memfitnah Mahaguru Lu dan Dharma Tantra Zhenfo Zong. Penulis utama sixearmonkey adalah seorang mahasiswa program doktor bisnis merangkap guru hipnotis yang tidak memahami Ajaran Dasar Buddha dan tidak pernah melatih secara nyata Sadhana Tantra (dia mengakuinya sendiri), yang paling bagus dalam menulis secara collage-style, contohnya, bagian pertama bercerita secara monolog, kedua memunculkan suatu penyelidikan modern Barat, ketiga secara sembarangan memanfaatkan Ajaran Buddha untuk memfitnah Ajaran dari Mahaguru Lu, yang terakhir memanfaatkan sebuah cerita Zen yang tiada kaitannya sebagai kesimpulan. (Lihat artikel ‘Cermin Besar Penghancur Mara’《破魔大鏡》) Sixearmonkey tidak henti-hentinya sembarangan membuat pernyataan yang tidak masuk logika, orang yang memahami Ajaran Buddha dan berlatih nyata serta mempunyai alam pencapaian, atau orang yang mempunyai kemampuan penalaran logis yang kuat, sekali lihat akan tahu semua tulisan itu semuanya merupakan omongkosong, tetapi mereka yang baru bersarana dalam agama Buddha atau pembaca awam kebanyakan akan tertipu.

2. Merusak nama baik Mula Guru tanpa perasaan dan kebenaran

Lepas dari memfitnah Mula Guru Silsilah sebagai dosa berat pelanggaran Samaya, serta menyesatkan para makhluk hidup dengan perkataan yang memfitnah Buddha dan Dharma, perbuatan jahat yang menyebabkan para makhluk hidup meragukan Buddha Dharma, Jaringan Monyet mengunci Dharmaraja Lian Sheng sebagai target serangan pribadi secara sangat kejam, dengan sengaja merusak nama baik Dharmaraja Lian Sheng, pemilihan kata-katanya selalu yang tidak pantas dibaca, bahkan kata yang memperkuat perusakan nama baik seperti ‘bukan manusia’ pun digunakan, yang menunjukkan adanya kerusakan parah dari moral dan kebajikan para penulis Jaringan Monyet

Jaringan Monyet tidak henti-hentinya memfitnah Mahaguru Lu mempraktekkan ilmu hitam, melakukan kejahatan, sesungguhnya, Zhenfo Zong menyebarkan Dharma dan menyelamatkan dunia lebih dari 30 tahun (didirikan tahun 1979) muridnya ada 5 juta jiwa, kalau menggunakan ilmu hitam untuk mencelakai orang merupakan kenyataan, sejak dari awal Mahaguru Lu sudah dituntut dan digiring masuk penjara oleh para murid-Nya, punyakah kalian giliran untuk sok berkhianat pada seorang benar seperti Mahaguru? Niat hatimu hanya ada satu kata untuk menggambarkannya yaitu ‘penghinaan’.

3. Kriminalisasi Tanpa Memandang Hukum dan Sila

Jaringan Monyet mengkriminalisasi Mahaguru Lu dengan berbagai jenis dosa (meliputi aspek hukum duniawi dan sila agama Buddha) dan membuat statemen tidak benar. Jaringan Monyet mengklaim diri mengejar kebenaran, akan tetapi saat mengarang kebohongan tentang dosa Mahaguru Lu, sering kali kekurangan dalam hal orang, kejadian, waktu, tempat, dan barang-barang yang diperlukan untuk pembuktian, atau menyebutkan secara gegabah (si anu melihatnya)…Di sisi lain, Jaringan Monyet juga secara sembarangan menggunakan Ajaran Buddha atau pengetahuan duniawi, memfitnah pencapaian spiritual Mahaguru Lu dan Dharma Tantra yang diturunkan sebagai tidak sesuai dengan Ajaran Buddha, contohnya mengarang cerita Mahaguru Lu sebagai pendukung Sadhana Yabyum. Perbuatan jahat jenis ini secara mendasar mengabaikan Pancasila Buddhis dan 14 Sila Dasar Tantrayana.

Seandainya para mantan murid yang jahat ini begitu punya rasa kebenaran dan mempunyai bukti yang cukup, mengapa hanya menyerang lewat internet, tidak berani membesarkan masalah, karena mereka juga takut melanggar pasal tuduhan palsu. Di Taiwan, pelanggaran tuduhan palsu adalah delik aduan (no trial without complaint), yang bisa dituntut oleh korban melalui pengacara. Mereka begitu tanpa kendali diri, pasti sudah tahu Mahaguru Lu secara terbuka mengumumkan ‘tidak akan menuntut orang’, hati yang menzhalimi Guru akan membuat orang menjadi hina.

4. Rumor Tak Berdasar ditambah dengan Cerita.Bohong Untuk Mencelakai

Ukuran organisasi Zhenfo Zong tidak kecil, banyaknya umat tidak terhindarkan banyaknya rumor, anggota Dharmaduta yang pernah dekat dengan Mahaguru dan Gurudhara atau para murid biasa yang menceritakan kembali kejadian atau peristiwa oleh mereka yang terlibat atau yang mereka dengar, sudah bisa hilang kebenarannya karena diceritakan berulang-ulang kali. Penulis utama Jaringan Monyet dan para anggota paduan suaranya mungkin pernah mendengar sebagian kejadian, tetapi Jaringan Monyet tidak menyelidiki kebenaran kejadian itu, dan hanya memilih bagian yang bermanfaat untuk mencapai tujuannya memfitnah, ditambah dengan distorsi dan pemutarbalikan fakta. Dharmaraja Lian Sheng tidak sekali menyatakan dalam buku-Nya, orang awam menuduh-Nya ‘Membual Untuk Ketenaran’, ‘Berkata Sulit Dipahami Agar Dikagumi’, ‘Mimpi dan Halusinasi’, ‘Pembohong Besar’, ‘Ajaran Sesat’, ‘Penipu Harta Atas Nama Dewa’, ‘Penipu Wanita’…semua merupakan karangan untuk mencelakai, tidak ada satupun yang merupakan kenyataan (lihat salah satu artikel dalam buku Sheng Yen Lu ke-102 ‘Ajaran Sesat’〈邪教〉). Usaha Jaringan Monyet juga tidak keluar dari bingkai ini. Pembaca hanya perlu menyelidiki dari sisi orang, waktu, lokasi, barang, logika dan akal sehat, sudah dapat dengan mudah menemukan bahwa ‘perbuatan jahat’ Mahaguru Lu yang katakan oleh Jaringan Monyet  semua merupakan karangan --- karangan dari penyedia data atau karangan dari penulis utama. Yang lain lagi, pembaca juga harus menyertakan rasa skeptis untuk meneliti para paduan suara yang menyatakan pendapat pribadi masing-masing, rasa skeptis atas barang-barang, rasa skeptis pada para pembenci Zhenfo Zong maka baru akan bisa saling mendukung..

5. Dengan Berbagai Kesesatan Untuk Mengelabuhi Pembaca

Berbagai jenis komentar dari para komunitas internet jaman sekarang ada di mana-mana, tidak sedikit anggota komunitas internet yang mengklaim diri sebagai orang benar, tetapi kebanyakan mereka kurang dalam kemampuan analisa kesesatan komentar, saya menyarankan pembaca yang sedang membaca artikel ini, seandainya Anda membaca tulisan majalah atau artikel di internet selalu meyakininya dari awal sampai akhir, tidak mampu berdasarkan lima macam kesesatan umum seperti dibawah ini untuk menganalisa apakah isi tulisan itu membohongi pembaca, mohon jangan sekali-kali membaca tulisan Jaringan Monyet, agar tidak dibohongi tanpa menyadarinya.

Berdasarkan kesimpulan dari para sarjana, kesesatan dalam komentar yang sering dijumpai adalah ‘serangan pribadi’ (mengarang tuduhan palsu, memaki dan menghina untuk merusak nama baik,…) ‘menggeneralisasi’ (yang sedikit dibesar-besarkan menjadi banyak, kejadian spesifik disimpulkan menjadi keseluruhan…), ‘apriori’ (mengabaikan kebenaran dan bersikeras dengan prasangka mereka sendiri…), ‘kontradiktif’ (misalnya Jaringan Monyet menggunakan Ajaran Buddha untuk menyerang yang sama yaitu Ajaran Buddha Tantrayana), ‘kutipan di luar konteks’ (membuang latar belakang atau sebab akibat dan hanya mengambil sepenggal kecil untuk mengarang kebohongan) dll, ingin memahami dan menganalisa kesesatan ini tidak sulit, silahkan para pembaca dengan teliti membuang terlebih dahulu pendapat pribadi si penulis, kemudian menganalisa sisa bagian yang seharusnya merupakan statemen yang faktual apakah menuliskan secara spesifik orang, kejadian, waktu, lokasi dan barang-barang? Apakah terdapat bagian yang kontradiktif di awal dengan akhir atau yang tidak sesuai dengan akal sehat? Lalu mencari fakta dengan mengakses data yang relavan di internet atau statemen pro dan kontra dari mereka yang berbeda pendirian, maka secara kasar sudah dapat diketahui apa fakta dan kenyataannya

Singkat kata, Jaringan Monyet yang dibuat untuk memfitnah Buddha dan Dharma, adalah objek yang harus ditolak dan dicerca oleh semua tantrika sejati yang melatih diri secara nyata. Saya menyerukan kepada kita semua untuk mengeluarkan auman keadilan, sama-sama Melindungi Madzhab dan Dharma!