Penulis: Xin Zhe/信哲
Musim Semi yang hangat dan indah, saya berdiskusi tentang
bhavana dengan beberapa orang sesama peminat selama tahun baru itu, masing-masing
orang mempunyai kesulitannya sendiri. Teman berkata beberapa tahun belakangan
ini, ekonomi Taiwan
dan dunia sama-sama merosot, banyak orang kehilangan pekerjaan, menganggur di
rumah, kapan ada kesempatan kerja? Tidak tahu! Banyak pengusaha kesulitan
menjual barangnya, kapan pesanan barang berikutnya akan datang? Tidak tahu!
Banyak orang khawatir, tempayan beras di rumah sudah nampak dasarnya, cadangan
uang di bank berkurang dari hari ke hari, kapan akan berubah dan pulih kembali?
Tidah tahu! Yang lebih parah lagi adalah harga barang kebutuhan sehari-hari
juga terus naik, bukankah harga minyak di Taiwan akhir-akhir ini kembali naik
lagi secara beruntun? Siapa yang mampu bertahan? Kebanyakan orang tidak sanggup
bertahan, terlebih sadhaka tidak usah dikatakan lagi. Ingin melatih diri, ada
yang disebut Jalan Pengumpulan Bekal (資糧道/Sambhara
Marga), ada yang disebut Jalan Persiapan (加行道
/Prayoga Marga), ada yang disebut Melihat Marga (見道 /Dharsana Marga) dan Jalan Akhir (究竟道). Perbekalan tidak cukup,
bhavana tidak akan dapat berhasil, bukankah ada pepatah: ‘Uang bukan segalanya,
namun tanpa uang segalanya tidak mungkin.’? Ada uang masih ada kekhawatiran
tentunya, namun tidak ada uang lebih banyak lagi kekhawatiran, jadi tidak heran
para makhluk hidup menganggap mencari uang dulu lebih penting, sampai semuanya
cukup, masih ada sisa tenaga, baru sediakan sedikit waktu untuk sembahyang,
melakukan sadhana.
Mungkin saudara sekalian mengira bhavana tidak boleh saling
terkait dengan nafsu keinginan, Buddha Dharma ingin manusia melepaskan dan
memperoleh kebebasan, bhavana harus melatih Dharma lokuttara barulah disebut Dharma
sejati. Sebenarnya, semua orang mengerti kebenaran ini, akan tetapi yang mampu
melepaskan ada berapa orang? Menjadi manusia, ada berapa orang yang sanggup seperti Yen Hui :
‘Sedikit makanan dan minuman, tinggal di gang kumuh, orang tidak tahan
melihatnya, Hui juga tidak mengubah kebahagiaannya.’ :「catatan penerjemah: kutipan dari Kitab Suci Lun Yu:
一簞食,一瓢飲,在陋巷,人不堪其憂,回也不改其樂」Ada
orang yang menyatakan diri sebagai Orang Suci yang hidup sederhana, para biksu,
mengkritik ‘Sadhana Dewa Rejeki’ Tantrayana adalah pencarian Dharma di luar
hati, merupakan ajaran mara, mengkritik Dharmaraja Lian Sheng Shengyen Lu
mengajari orang-orang memohon kekayaan, umat-Nya sangat banyak, orang lain
belum kaya, Dia sendiri telah kaya duluan. Dan, orang yang mengatakan ini mohon
lihatlah kondisi dunia saat ini, kemerosotan ekonomi, bencana dan musibah,
mungkin Anda mempunyai cara untuk menolong para makhluk hidup melewati hari
dengan perut kenyang dan tubuh hangat? Mampu membuat kondisi ekonomi yang
sedang sekarat ini hidup kembali?
Lagi pula, walaupun di masa damai, ada berapa manusia di
dunia yang sepenuh hati belajar Buddha Dharma? Ada berapa orang yang sungguh-sungguh ‘tidak
memohon apa-apa’? Ada
berapa orang yang mempunyai bakat bawaan kebijaksanaan tinggi? Dan ada berapa
orang yang sungguh-sungguh memohon ‘keluar dari duniawi’? Saya kawatir orang
yang belajar Buddha ‘tanpa memohon apa-apa’ itu sangat-sangat sedikit! Saya
kawatir orang yang memohon ‘keluar dari duniawi’ itu juga tidak banyak! Dunia
yang penuh dengan nafsu keserakahan, kekerasan dan kejahatan, sungguh sangat
sulit untuk meminta manusia melepaskan keserakahannya. Oleh sebab itu, maka ada
bhavana ‘Jalan Keserakahan’ dalam Tantrayana, yaitu bhavana yang memanfaatkan
‘keserakahan’ untuk menghentikan ‘keserakahan’. Saya percaya kita semua pernah
mendengar bahwa ‘nasib’ adalah hasil pembentukan dari karma, ingin mengubah
kondisi, mengubah nasib, harus mengumpulkan tekad yang kuat baru dapat mengubah
sifat kebiasaan, dengan demikian baru dapat mengubah nasib, yang juga berarti
terlebih dahulu mengubah hati baru dapat mengubah nasib. Bagaimana dapat
mengubah sifat kebiasaan? Yaitu dengan bersadhana, mengubahnya dalam samadhi.
Sadhaka Tantra melatih ‘Sadhana Dewa Rejeki’,
dari permukaan kelihatan masuk dari ‘keserakahan’, kemudian, dengan pemusatan
pikiran yang tinggi masuk dalam ‘samadhi’, timbul perubahan pada batinnya,
dengan demikian ‘menghentikan keserakahan’, sadhaka berubah menjadi seorang
Suci yang berlapang dada laksana langit dan samudera, sehingga batinnya mantap
tidak goyah, lalu memahami Hati Alam Semesta, masuk ke dalam Samudera Buddha
Dharma, terakhir mencapai Anuttara Prajna yang sejati, ini adalah yang
dikatakan dalam ‘Sutra Vimalakirti’: ‘Terlebih dahulu memancing dengan nafsu,
kemudian menuntun masuk ke dalam Prajna Buddha.’ :「先以欲勾之,再令入佛智。」
Dan lagi, yang disebut ‘Sadhana Dewa Rejeki’ itu juga
merupakan Dharma Para Dewata (諸天的法),
Dharma Para Dewata dalam Tantrayana, ada Sadhana Tantra Vajra Prativi, Sadhana
Jambhala Kuning, Sadhana Jambhala Merah, Sadhana Jambhala Putih, Sadhana Raja
Naga… dll, banyak Sadhana Dewa Rejeki. Misalnya Jambhala Kuning, Ia adalah Raja
Dewa Vaisravana yang berada di utara salah satu dari Catur Maha Raja Kayika
yang sangat terkenal itu, menetap di Istana Kristal Benua Uttarakuru, adalah seorang
Dewa yang paling kaya di Sorga, dan melindungi Buddha Dharma, paling suka
menolong orang miskin. Ada orang mengira, belajar Buddha Dharma tidak boleh
berhubungan dengan ‘Alam Sorgawi’, penganut pandangan ini menganggap ‘Sorga’
belum keluar dari Triloka, oleh sebab itu tidak perlu diperhatikan. Mahaguru Lu
menganggap kwalitas manusia masih lebih rendah daripada Dewa, meskipun bhavana
adalah untuk Pencerahan, akan tetapi kalau tidak ada Perbekalan, juga tidak
bisa melatih diri, sadhaka menghormati Dewa itu adalah kebenaran yang sudah tidak
dapat diubah. Terlebih lagi, bhavana belum beryukta dengan para Dewa, bagaimana
bisa berkontak batin dengan para Buddha Bodhisatva? Ingin terlahir di Tanah
Suci, tapi terus mendiskreditkan para Dewa Dharmapala, bagaimana bisa
mendapatkan dukungan kelahiran di Tanah Suci dari para Dewa Dharmapala?
Dalam hubungannya dengan krisis ekonomi, Mahaguru Lu
meramalkan Tahun Naga Air tahun lalu dikawatirkan cuaca akan tidak baik,
ekonomi Taiwan hanya ada 50% (*1), ternyata sampai pada bulan Mei tahun itu,
hujan lebat berhari-hari mengakibatkan banjir di banyak wilayah, dimana-mana
ada angin topan dan hujan badai, terus berlangsung sepanjang musim panas tahun
lalu, saya yakin hal itu telah meninggalkan kesan mendalam pada masyarakat
Taiwan. Bulan Desember tahun lalu dua orang pembawa acara dalam acara ‘bedah
buku baru’ Mahaguru Lu, menanyakan kembali pertanyaan yang sama, Dharmaraja
pada saat itu juga meramal di tempat, akhirnya mungkin banyak orang akan putus
asa, Ia berkata: ‘Informasi yang Aku dapatkan adalah lebih buruk 10% dari tahun
ini (2012), dalam hal ekonomi dan berbagai aspek hidup, tahun depan (2013) belum
tentu pulih, mungkin kelanjutan dari tahun ini (2012). Ini adalah satu
peringatan.’ Nah, Dharmaraja yang
mencintai masyarakat kampung halaman sendiri pulang kampung halaman untuk
melakukan Upacara Dharma, berusaha memohon kesejahteraan bagi negara dan
rakyat, keteraturan cuaca, demi Taiwan, demi ekonomi dunia, namun ada beberapa
orang yang tidak dapat menerima usaha Dharmaraja, menyebarkan rumor di internet
bahwa Ajaran Mahaguru Lu bukan Ajaran yang benar, Dharma Mahaguru Lu bukan
Dharma yang benar, bahkan ada sekelompok orang yang mengklaim diri sebagai
orang benar, setiap hari berteriak, setiap hari mencela Dharmaraja yang
mencintai negara dan rakyat, penulis ingin bertanya pada para pencela itu,
mampukah kalian melakukan sesuatu yang bermakna dan positif bagi masyarakat
yang menderita itu? Mampukah kalian memberikan sedikit sumbangan bagi ekonomi
kita yang sudah sulit diobati itu? Mengapa sekterianisme begitu parah? Bhavana
adalah untuk kesucian tubuh ucapan dan pikiran sendiri, bukan dengan mencela
orang lain akan dapat memunculkan kesucian diri sendiri.
Kuberitahukan pada kalian ya! Ajaran Mahaguru Lu itu Ajaran
benar, Dharma Mahaguru Lu itu Dharma benar, karena ‘Zhenfo Zong’ sepenuhnya
menjadikan ‘mencapai ke-Buddha-an’ sebagai tujuan utamanya, merupakan Dharma
praktek nyata kesempurnaan kebijaksanaan, proses pelatihan dirinya adalah
menyingkirkan ‘avidya yang ilusif’, berubah menjadi ‘kebijaksanaan nyata’. (*2)
Dalam Samyuktagama Sutra, Buddha menjelaskan: ‘Seandainya
seorang biksu timbul Dharma jahat, semuanya didasari oleh avidya, jadi
bagaimana? Orang yang avidya tidak memahami, tidak benar-benar memahami Dharma
yang bajik atau tidak bajik…karena tidak benar-benar memahami, timbul pandangan
sesat; setelah timbul pandangan sesat, bisa timbul kemauan sesat, ucapan sesat,
perbuatan sesat, penghidupan sesat, upaya kausalya sesat, pikiran sesat,
samadhi sesat.’ :「若比丘諸惡不善法生,一切皆以無明為本,所以者何?無明者無知,於善,不善法不如實知……不如實知故,起於邪見;起於邪見已,能起邪志、邪語、邪業、邪命、邪方便、邪念、邪定。Dari
sabda di Samyuktagama Sutra, perbedaan lurus dan sesat, sepenuhnya hanya tergantung
pada ‘sungguh memahami’ dan ‘tidak benar-benar memahami’ saja, jadi ‘tidak
memahami’ adalah sesat, ‘sungguh memahami’ adalah benar.
‘Dharma Tantra
Zhenfo’ pada dasarnya memang tidak terpisah dari ‘meditasi dan samadhi’,
‘Zhenfo Zong’ adalah Aliran yang menjadikan samadhi sebagai inti, merupakan
Aliran ‘pelatihan nyata dan pemahaman nyata’, mengutamakan ‘Yukta dengan Buddha’,
yang juga berarti ‘Yukta dengan semua Dharma’, di dalamnya ada empat poin
penting: ‘Merenungi tubuh tidak bersih’, ‘merenungi persepsi sebagai dukha’,
merenungi pikiran sebagai anitya’, ‘merenungi dharma sebagai anatta’ :「觀身不淨」、「觀受是苦」、「觀心無常」、「觀法無我」.
Menghancurkan empat macam kemelekatan ‘kekekalan, kebahagiaan, aku, ketenangan’「常、樂、我、靜」, menyingkirkan delapan khayalan utama
‘khayalan tentang inti diri, khayalan tentang perbedaan rupa, khayalan tentang
penarikan dan pengumpulan makhluk hidup, khayalan tentang pandangan aku,
khayalan tentang milikku, khayalan tentang yang disukai, khayalan tentang yang
dibenci, khayalan tentang yang disukai dan yang dibenci. 「自性妄想、差別妄想、攝受積聚妄想、我見妄想、我所妄想、念妄想、不念妄想、、念不念俱目違妄想。」Tentu
saja dalam konsep-konsep ini, tidak tertipu oleh khayalan tentang tubuh fisik,
dalam kehidupan ini menemukan ‘Aku sejati dan Buddha Sejati’, ini barulah
praktek nyata meditasi. Mahaguru Lu adalah seorang yang benar-benar memahami,
telah mencapai Yukta sejak awal, dengan bermacam-macam Dharma Tantra kebodhian di setiap waktu dan tempat telah mencapai ‘Yukta
timbulnya pikiran’, ‘Yukta akar sebab’, ‘Yukta kaki dewa yang leluasa’, ‘Yukta Sambojjhaṅga / Sebab Pencerahan’, ‘Yukta
Sebab Akibat’, 「念生相應」、「因根相應」、「如意神足相應」、「覺支相應」、「因果相應」Semua ini saling
menggemakan, adalah ‘manunggal’, telah
‘beryukta Alam Pencerahan’, telah ‘beryukta Perbuatan’, telah ‘beryukta Hasil’.
Adanya semua Pencerahan ini secara alamiah telah ada pewarisan ‘Dharma Sejati’.
Tentang hal menyebarkan Dharma demi keuntungan pribadi, itu
adalah mengada-ada, semua orang mengetahui dana persembahan untuk Dharma ke
Mahaguru Lu itu sukarela, ini adalah kepatuhan Mahaguru Lu kepada amanat Guru-Nya
‘Biksu Liao Ming’, dalam Tantrayana di jaman dulu agar orang yang memohon
Dharma menghargai Dharma Tantra, pernah meminta persembahan yang banyak, namun
Mahaguru Lu hanya meminta ‘sukarela’, bukanlah karena Dharma Tantra tidak
berharga, tidak menakjubkan, bukan permata dalam permata, bukan apa-apa. Namun
Mahaguru Lu merasa Anuttara Tantra, samasekali tidak dapat ditukar dengan
‘uang’, ‘permata’, ‘intan berlian’, ‘mobil’, ‘rumah’. Ia ingin persembahan dari
para murid berupa: ‘Setiap hari memurnikan tubuh, ucapan dan pikiran sendiri,
serius bersadhana, setiap orang cepat mencapai keberhasilan, setiap orang
tampil untuk membabarkan Dharma menyelamatkan makhluk hidup, setelah diri
sendiri Cerah membantu Pencerahan orang lain, ‘Persembahan Dharma’ yang demikian
adalah persembahan paling besar bagi-Ku’.
Sebaliknya orang yang memiliki kepentingan pribadi, di mana-mana
bertitik tolak dari hasrat makhluk hidup, perkataan penuh dengan istilah yang tajam
dan sarkastik, kata-kata yang pahit dan sulit, bahkan sebagian merupakan
perkataan dari biksu-biksu yang terhormat, saya coba tanya di vihara-vihara Taiwan dan
dunia, siapa yang tidak mematok harga? Kita bertanya dari hati ke hati, siapa
yang sedang mendidik masyarakat? Siapa yang memanfaatkan kekuatan bhavananya
untuk menyelamatkan makhluk hidup di dasa dharmadatu?
Debat kusir sungguh tidak ada maknanya, saat ini ekonomi
begitu kacaunya, kalau kita tidak mempunyai daya untuk membantu masyarakat,
setidaknya kita harus melatih kebajikan kita, jangan sampai hal yang kita tidak
suka, tidak tahu dan tidak memahami, mencela di mana-mana, membuat karma ucapan,
membuat karma buruk, untuk menghindari kesialan di kemudian hari bukan orang
lain, tetapi diri sendiri! Terakhir, satu pepatah dorongan untuk kita semua: ‘Bicara
jangan terlalu banyak, berbuat jangan terlalu sedikit!’ 「話勿說太滿,事勿做太絕!」menjadi orang, dalam semua hal harus
menyisakan tiga bagian ruang bagi orang lain, agar orang lain ada jalan untuk
mundur, ada kesempatan untuk menyesal. Dalam semua hal memaksa sampai habis,
hanya akan membuat persoalan tidak ada ruang untuk berbalik, melukai orang lain
tidak ada untungnya! Orang cerdas tidak akan melakukan itu, terima kasih semua.
______________________________
(*1) Dharmadesana Mahaguru Lu pada saat Upacara Akbar Homa
Dewi Matzu di Vihara Vajragarbha Pelangi Seattle Amerika Serikat pada tanggal
17 Juni 2012: ‘…tadi Aku memohon ‘Bunda Suci Sorgawi’ (Dewi Matzu) melenyapkan
bencana tanah, air, api dan angin. Ini karena Aku pulang ke Taiwan lebih
kurang 7 bulan, dari 02 November tahun kemarin (catatan: tahun 2011) sampai 27
Mei tahun ini baru kembali. Tahun ini adalah tahun naga air, merupakan suatu
tahun naga, bagi kebanyakan orang, semua akan mengatakan manggala, dan karena
Aku di Seattle, jadi Aku hanya bisa bicara bahasa gagak hitam, bahasa gagak
hitam sulit diucapkan! Awal tahun pada tahun ini, ada satu acara wawancara, Aku
masuk dalam acara, pewawancara adalah saudari sedharma Zhang Jiaqi dari CTI TV,
dua orang pewawancara terkenal, pertama adalah Lin Zhaoxin, satunya lagi adalah
Xu Shengmei. Kalau Anda sering menonton acara talkshow tv Taiwan, Anda
akan melihat Lin Zhaoxin dan Xu Shengmei.
Lin Zhaoxin dan Xu Shengmei berkata: ‘Mahaguru Lu! Apa pandangan Anda
terhadap tahun baru ini Tahun Naga Air?’ Aku memberi 50 poin, tidak lulus;
satunya lagi 70 poin mengenai pemerintah Taiwan, prestasi juga tidak seberapa
baik, bolehlah.
Saat itu Aku berkata, tahun ini adalah tahun naga air, Naga
Air bukanlah seekor naga baik, tapi naga yang ganas, Ia dapat menimbulkan
kekacauan, gempa bumi, banjir, kebakaran, angin topan, semua bisa datang
bersamaan. Dan, tahun ini mengapa Aku berani di sini memohon pertolongan dari
Dewi Matzu untuk melenyapkan bencana-bencana ini, ini hanya untuk menenangkan
sedikit Anda semua. Karena, sepengetahuan-Ku, bencana tanah, air, api dan
angin, kali ini semuanya datang, dan juga menimbulkan kekacauan, tidak bisa
hanya dengan begitu mudah selesai masalahnya. Jadi, memohon kepada Dewa,
Bodhisatva yang paling ‘hot’, yang paling ‘hot’ di Taiwan Siapa? Adalah Dewi
Matzu, Bunda Suci Sorgawi melakukan suatu mukjizat, agar masalah besar menjadi
kecil, masalah kecil menjadi lenyap, berharap semoga Ia menyelamatkan lebih
banyak orang-orang. (tepuk tangan hadirin). Kepada pembawa acara Zhang Jiaqi
dan pewawancara terkenal Lin Zhaoxin dan Xu Shengmei Aku berkata: ‘Tahun Naga
Air bukan tahun yang baik, di mana-mana di dunia akan ada bencana.’ Bencana
tanah, air, api dan angin akan luarbiasa dahsyat. Dan karena banyak orang
bertanya kepada-Ku: ‘Mahaguru Lu! Anda berada di Taiwan 7 bulan, tapi tidak ada
gempa bumi, tidak ada banjir, tidak ada angin topan, juga tidak ada bencana
besar apa, mengapa begitu Anda pulang dua minggu kemudian…’ kepulangan-Ku yang
lalu, setelah Aku pulang dua bulan, pernah sekali, Aku baru pulang tidak lewat
10 hari, angin topan langsung datang, yang disebut ‘Topan Nanmadol’, Aku masih
ingat dengan jelas, topan itu langsung menghantam Taiwan. Kali ini, Aku baru
pulang dua minggu, langsung ada gempa bumi, banjir, angin topan, bencana apapun
ada, bencana longsor besar, banjir sangat dahsyat.
Para murid bertanya: ‘Mengapa begitu Mahaguru pulang, mereka
di sana
langsung terjadi bencana.’ Bukan Aku yang hebat, tetapi Aku tahu akan dahsyat
lalu melarikan diri; Aku mengetahui di depan kedahsyatan dari tanah, air, api
dan angin dalam Tahun Naga Air, jadi menghindar dulu, biarkan para pakar
spiritual tinggal di Taiwan! Di Taiwan ada Mahaguru, ada Master, ada pakar
spiritual yang sangat hebat, para pakar banyak sekali lho! Semua tinggal di Taiwan. Aku hanya
seorang kecil saja! Begitu tahu Naga Air akan beraksi, cepat-cepat kabur
sajalah!
Namun, pada saat Aku hadir, sungguh memang tidak terjadi
apa-apa. (tepuk tangan hadirin) Tiga setengah tahun menyepi di Taiwan, satu
angin topan pun tidak ada; bukan tidak ada angin topan, ada angin topan, hanya
saja semua dialihkan (tepuk tangan hadirin) juga tidak ada hujan besar. Hari
ini kita melaksanakan Homa Dewi Matzu, ini adalah baik. Bodhisatva yang paling
hot di Taiwan adalah Dewi Matzu. Ia adalah Dewi yang sangat makmur, Bodhisatva
ini adalah Dewi Matzu. Sekarang? Tanggung jawab diserahkan kepada Dewi Matzu,
kelak ada terjadi apa di Taiwan, semua adalah karena Dewi Matzu, bukan
urusan-Ku, tidak ada hubungannya dengan Aku. Kalian mati-matian menjapa Mantra
Penyelamat Bencana itu boleh, kembangkanlah Bodhicitta! Menjapa Mantra
Penyelamat Bencana sekuat tenaga untuk menyelamatkan para korban banjir dan
kebakaran, seperti yang terjadi di China daratan itu, bencana banjir juga
sangat dahsyat, dan masih banyak lagi tempat yang terkena banjir. Angin topan,
banjir, gempa bumi, kebakaran terjadi di mana-mana, Taiwan termasuk tanggung jawab Dewi
Matzu, bukan tanggung jawab Ku. I am sorry.’
(*2) Kutipan dari tulisan Dharmaraja ‘Antara Buddha dan
Mara’.