Jumat, 21 Desember 2012

Saya dan Sosok SHC Yang Saya Kenal (1)

Penulis: Lianhua Yanhua (蓮花彥樺)

Terlebih dahulu saya perkenalkan diri sedikit, saya bersarana kepada
Dharmaraja Lian Sheng Sheng-yen Lu sejak tanggal 13 Maret 1993, nama
dharma Lianhua Yanhua.

Saya menulis artikel ini, jika bukan karena terdesak oleh situasi saya
tidak akan mengungkapkan masa lalu saya.

Dibawah ini saya ceritakan sedikit tentang pengalaman bersarana saya:

Desember 1992, Mahaguru Lu hadir di Singapura, memimpin upacara akbar
santika, paustika dan penyeberangan bardo IMM, saat itu saya mempunyai
nidana untuk ikut serta. Saya membawa keluarga pergi bersama-sama.
Setelah memahami dan setelah pendaftaran ikut upacara dharma, saya
mendaftar untuk memohon kesejahteraan bagi seluruh keluarga. Pada saat
yang sama juga mendaftarkan penyeberangan bardo bagi mendiang papa dan
para leluhur. Selain itu saya, mama dan anak  gadis saya memohon 'Plat
Buddha Mahaguru' untuk dikenakan di leher.

Yang tidak terduga adalah, begitu upacara dharma dimulai, duduk dalam
lapangan upacara, airmataku langsung mengalir tanpa kendali, mengalir
tanpa bisa ditahan, tidak bisa berhenti; setelah selesai upacara
dharma dan keluar dari gedung upacara, saya langsung muntah kosong,
sungguh saya tidak paham apa yang telah terjadi. Malam harinya saat
berbaring di ranjang, begitu memejamkan mata, wujud Mahaguru Lu
langsung muncul dengan jelas di atas angkasa di depan saya, Cahaya
manggala yang pekat memenuhi angkasa, aroma wangi menyembur tiada
henti. Sebentar kemudian, setelah pelan-pelan tertidur, mendiang papa
yang paling menyayangiku yang saya rindukan siang malam tiba-tiba
muncul dalam mimpi saya, ia membawa keramahan yang memukau orang yang
belum pernah ada semasa hidupnya, laksana angin kedamaian dengan
lembut membungkusku, dengan kasih yang mendalam ia memandangku, ucapan
yang lemah lembut dan penuh kasih sayang pertama kalinya keluar dari
mulutnya, airmataku tumpah seperti air sungai yang meluap. Ia
berterima kasih saya telah mendaftarkan nama untuk penyeberangan
baginya, wajahnya menyiratkan rasa enggan untuk berpisah. Datang
bersamanya adalah kakek luar dan nenek luar saya. Kami berkumpul
bersama dalam mimpi. Setelah tertangis tangis, saya pun terbangun.
Saat itu batinku sangat lama menggemakan rasa terima kasih mendalam
pada Mahaguru Lu, terima kasih atas penyeberangan yang hebat dari
Mahaguru Lu, terima kasih kepada Mahaguru Lu yang membuatku bisa
bertemu dengan kerabat baik dalam dunia Yang maupun Yin. Kehebatan
seperti ini, tidak banyak orang di dunia ini yang mampu melakukannya,
hanya seorang Maha Siddha sesungguhnya yang mampu melakukan itu!
Terima kasih sekali lagi terima kasih!

Kemudian, Mahaguru Lu datang ke Malaysia melaksanakan upacara dharma,
kami satu keluarga tiga orang juga hadir di Penang Malaysia, tinggal
di hotel. Kamar kami di lantai dua. Saat naik ke lantai dua, mendekati
pintu kamar, tiba-tiba mulutku menjapa Mantra Hati Mahaguru yang belum
pernah saya pelajari saat itu 'Om Guru Liansheng Siddhi Hum' (saat itu
saya belum bersarana), pada saat yang sama saya merasakan suatu
perasaan aneh di depan saya. Begitu pintu dibuka, angin bertiup, aroma
aneh menerpa hidung. Anak gadis saya (saat itu berumur 10 tahun)
buru-buru pergi mandi, masuk ke toilet, melepaskan Plat Buddha
Mahaguru, diletakkan di samping. Samar-samar ia merasa di belakangnya
ada seseorang sedang menatapnya, lalu ia tanpa sadar memakai kembali
Plat Buddha nya. Saat sedang mandi, ia menengok ke tepi bak mandi,
tiba-tiba ada sesosok bayangan wanita tanpa busana berambut panjang,
sekilas kemudian menghilang. Anak saya tidak begitu terkejut, sebentar
kemudian ia telah lupa. Setelah kembali ke Singapura, mengingat
kembali kejadian ini, saya beritahukan mama saya, setelah ia
mendengarnya segera ia mencari paranormal. Paranormal memberitahunya,
awalnya anak gadisku takut, tapi kemudian Plat Buddha yang ada di
tubuhnya mengeluarkan Cahaya yang membungkus tubuhnya, secara alami
hatinya menjadi tenang. Terjadinya peristiwa ini, membuat saya sekali
lagi sangat berterima kasih pada Mahaguru Lu. Langsung saja saya
memutuskan untuk bersarana pada Dharmaraja Lian Sheng Sheng-yen Lu
(Guru Spiritual yang pertama kali sepanjang hidup saya sampai
sekarang). Anak gadisku juga ingin bersarana. Saya tanya mengapa:
'Mami, saya percaya Mahaguru Lu bisa melindungi saya.' (anak saya
sejak kecil mudah kesambet. Setelah mengajarkannya Dharma Pelindung
Diri, tubuhnya sehat sejahtera sejak saat itu).

Setelah seluruh keluarga bersarana dengan Mahaguru Lu, semua nama
dharma adalah Lianhua. Kebetulan sekali, namaku juga adalah Lianhua,
setelah ganti nama terpakai lagi, sungguh menarik. Akan disinggung
lagi dalam artikel ini selanjutnya.

Setelah bersarana, kontak batin nan unggul terus terjadi susul menyusul.

Mengenai SHC

Saat pendaftaran di Seattle Lei Tsang Temple, saya telah mengenal SHC,
saya telah menyaksikan banyak sekali keganjilannya. Sejak dia secara
sengaja masuk TV untuk memfitnah Mulaguru Zhen Fo Zong Dharmaraja
Lian Sheng Sheng-yen Lu, dan setelah ia menghilang, saya tidak pernah
lagi mengikuti kabar beritanya. Sampai saat ini, setelah seorang
saudara sedharma mengirimkan email wawancara Zheng Yao Zhong dengannya
pada saya, saya baru mengerti, ternyata berita tentang dia di internet
masih sangat banyak, dan ternyata dia sudah lama membuat sebuah
website, khusus mengumpulkan dan menyebarkan artikel fitnah terhadap
Mahaguru Lu. Saya coba perhatikan dengan teliti, dan menemukan banyak
sekali foto saudara sedharma yang saya kenal dipostkan di website itu,
dilihat sekali lagi, ya Tuhan, ternyata fotoku juga ada di situ.
Artikel penuh dengan distorsi dan pemutarbalikan fakta. Dan
orang-orang yang menulis artikel itu, tidak memahami siapa SHC itu,
juga bukan pihak yang terlibat langsung, yang hanya mendengar cerita
sepihak, atau hanya ingin mendengar cerita sepihak, sudah mengira
benar apa yang salah, dengan memakai topeng seorang gentleman dengan
kata-kata yang sangat meyakinkan, ditambah dengan dugaan-dugaan tak
berdasar, serangan serampangan terhadap Mahaguru Lu yang memang pada
dasarnya tidak mereka kenal dan telah terbentuk prasangka buruk
sebelumnya sebagai Guru ajaran sesat dalam diri mereka. Karena di
dalam artikel itu telah menyinggung saya, sebagai murid dari Mahaguru
Lu, juga sebagai pihak yang terlibat langsung, saya harus menceritakan
secara apa adanya semua yang terlihat dengan mata kepala sendiri dan
alami sendiri. Karena sebenarnya tidak ada ruang bagi SHC untuk secara
sengaja mendistorsi dan memutarbalikkan fakta. Terlebih lagi, tanpa
seizin saya, ia telah memaparkan foto saya di internet, ini melanggar
hak privasi orang. Setiap kata-kata dari SHC ingin menggunakan senjata
hukum untuk menuntut, tapi dia sendiri telah melanggar hukum. Bukankah
ini dalam rangka mencapai tujuan pribadi untuk memfitnah Mahaguru
Lu???

Perkenalan saya dengan SHC pada tahun 1997. Setelah saya bersarana,
setiap kali upacara dharma besar musim semi dan musim gugur di
Seattle, saya selalu pergi membantu sebagai tenaga sukarela. Waktu itu
saya bertemu dengan banyak sekali saudara sedharma yang datang dari
berbagai negara, para tenaga sukarela yang datang dari jauh itu
semuanya menginap di asrama vihara. Saat itu karena saya menginap
sekamar dengan SHC beserta beberapa saudara sedharma lainnya, kita
sering mengobrol sehingga kita saling kenal. SHC mengatakan dia
mempunyai penyakit sakit kepala, dan datang ke situ memohon Mahaguru
Lu mengadhistananya.SHC yang saya kenal ini sangat licik. Orang ini
berbeda luar dari dalamnya, samasekali tidak sepolos seperti yang ia
tuliskan. Yang dituliskan di bawah ini adalah kegiatan bersama yang
sebenarnya saya dengannya.

Setelah saya dan SHC bergaul untuk suatu jangka waktu, ia merasa kami
sangat akrab dengan Mahaguru Lu, kita berbicara seperti satu keluarga
saja, ia juga tahu saya ingin mengundang Mahaguru Lu dan Gurudhara
untuk makan bersama. Ia berkata ia juga ingin seperti itu. Saya tanya
ia mau apa? Ia berkata ingin seperti kami (mengobrol dengan Mahaguru
Lu seperti satu keluarga). Setelah itu, ia mulai dengan sengaja
mendekatiku.

Suatu hari, ia berkata padaku: 'Terkadang dalam sesi konsultasi dengan
Mahaguru Lu, saya tidak tahu mau berkata apa karena tegang, banyak
sekali permasalahan yang ingin ditanyakan tidak terungkapkan.' Kasihan
mendengar apa yang telah ia katakan, saya bermaksud membantunya, lalu
menghiburnya dengan berkata: 'Kalau begitu, lain kali kalau anda ada
masalah yang mau dikonsultasikan, saya akan menemanimu, maka anda
tidak akan tegang lagi.'

Hari kedua, saya melihatnya menulis sesuatu di tempat tidur, lalu
bertanya: 'Apa anda sedang menulis tentang hal yang ingin
dikonsultasikan?' Ia memberikan kertas itu kepadaku dan berkata bahwa
tulisan ini untuk Mahaguru Lu, ia ingin mengungkapkan isi hatinya pada
Mahaguru Lu. Setelah saya membaca isi kertas itu, saya terkejut sekali
dalam hati, karena isi tulisan itu penuh dengan kata-kata cinta,
ternyata ia sedang menulis surat cinta untuk Mahaguru Lu! Saya
cepat-cepat berkata padanya: 'Kamu tidak boleh seperti ini, ini bisa
mencelakai Mahaguru Lu, juga tidak baik bagi dirimu sendiri.' Matanya
langsung memancarkan ekspresi yang sangat tidak senang dan penuh
kebencian. Kemudian secara obsesif sambil memandangi surat ia berkata:
'Pokoknya saya mau tulis.' Saya melihatnya, saya tidak berdaya.
Kemudian, surat cinta ini masih terus ia tulis.

Selang dua hari kemudian, ia bilang mau pergi berkonsultasi, ia mau
saya menemaninya. Tetapi, sesampainya di Miyuan ia langsung berlutut
di pintu ruang konsultasi, dengan ekspresi mengibakan ia berkata
Yanhua datang mau berkonsultasi. Sesaat saya tidak siap dan menjadi
bingung dengan apa yang ia katakan, menghadapi Mahaguru Lu entah apa
yang harus dikatakan? Dengan penuh welas asih Mahaguru berkata: 'Tidak
masalah, ada masalah apa yang mau dikonsultasikan?' Saya hanya bisa
berkata: 'Tidak ada apa-apa.' Kemudian, kita pergi tanpa berkata-kata
lagi. Sungguh saya tidak habis pikir, apa tujuan SHC melakukan itu?

Saat itu, menjelang persiapan makan malam, saya pergi ke dapur untuk
membantu. Belum berapa menit kemudian, SHC juga datang ke dapur untuk
membantu. Ia diam saja, saya sudah tidak tahan lalu bertanya:
'Sebenarnya apa yang telah terjadi tadi?' Tiba-tiba ia berteriak keras
sekali, sampai biksu yang di dapur itu juga terkejut. Biksu tidak tahu
apa yang telah terjadi, dan mengira saya telah mengganggunya. Saya
tidak bisa berkata apa-apa dan langsung kembali ke asrama. Berbaring
di ranjang, tanpa sadar airmata telah mengalir. Pada saat itu ia juga
masuk, melihatku, ia hanya berkata pelan: 'Maafkan saya atas apa yang
telah saya lakukan padamu tadi.' Saya bertanya: 'Mengapa harus
begitu?' Ia tidak menjawab, dan langsung mengganti bahan pembicaraan.

Ia dalam kesehariannya juga sangat suka mencari perhatian. Saya ingat
suatu kali, ia berkata setiap kali pulang ke Malaysia ia selalu khusus
pergi belajar menari, untuk dipersembahkan bagi Mahaguru. Setiap kali
karena tidak mendapatkan giliran mempersembahkan tarian bagi Mahaguru,
ia langsung menangis. Para saudari sedharma yang satu rombongan dengan
dia juga menggelengkan kepala dan menarik napas panjang.

Bicara sejujurnya, saya datang ke Seattle Lei Tsang Temple adalah
untuk dapat selalu mendengarkan ceramah Dharma dari Mahaguru Dharmaraja Lian Sheng, dan menganggap setiap saudara sedharma sebagai
anggota keluarga. Saya dengan hati yang paling hormat dan tulus
menempatkan setiap ceramah Dharma dari Mahaguru Lu ke dalam hatiku
yang bagaikan secarik kertas putih, melatih diri selangkah demi
selangkah sepenuhnya berdasarkan pengajaran dari Mahaguru Lu, belum
pernah meragukan Dharma Tantra yang diajarkan oleh Mahaguru Lu. Namun
karena telah terjadi peristiwa ini, membuatku sulit sekali untuk
memahami. Kita bersarana pada Mahaguru adalah agar dapat melatih diri
dengan sebaik-baiknya, memahami hukum karma dan mengubah nasib,
menyingkirkan sifat kebiasaan kita, berubah dari jahat menjadi baik,
dari kotor menjadi bersih, menyalakan pelita dalam hati. Namun saya
tidak mengerti SHC mengapa anda mau melakukan muslihat ini? Sebenarnya
di mana saya telah menyakiti kamu? Saya selalu menerima kesalahanmu.
Anda adalah orang yang pernah menerima Bodhisatva Sila, bagaimana bisa
anda melakukan perbuatan tercela ini? Hari ini, setelah saya membaca
tulisanmu yang menyimpang untuk mencelakai Mahaguru Dharmaraja Lian
Sheng, anda sedang menggunakan pisau beracun untuk menusuk Mahaguru
Lu, juga telah menggunakan pisau beracun untuk menusuk hati para murid
Zhen Fo Zong, anda mengarang persoalan untuk melampiaskan kemarahan
pribadi dan entah telah membunuh berapa banyak jiwa kebijaksanaan dari
makhluk hidup, saya sungguh merasa kasihan pada anda.

Biarkan saya meluruskan satu per satu pemutarbalikan fakta dalam
artikel anda, SHC!

(bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.