Oleh : Meekie
Sebenarnya, semakin saya menulis semakin saya
takjub, bagaimana mungkin ada sosok seperti ini, yang menuliskan artikel yang begitu
banyak belangnya, bahkan masih mengharapkan orang lain akan bersimpati pada
peristiwa omong kosong karangannya sendiri? Bahkan saking banyaknya absurditas
pada artikelnya tersebut saya tidak tahu lagi mau mulai dari bagian mana dulu,
anehnya artikel demikian masih saja dihebohkan dan didukung oleh sekumpulan
netter berinisial kera, absurditas ini benar-benar boleh dimasukkan ke dalam
Guinness record.
Hari ini kita akan berbincang-bicang mengenai
rekaman catatan proses laporan ke kepolisian oleh SHC. Akan kita perhatikan
bagaimana ratu pengarang cerita ini menggunakan segala trik tipu daya akan
tetapi tetap saja tidak bisa menutupi segala kebohongannya.
Zhang Xiuxia (SHC) mengatakan, hukum di Amerika
Serikat tidak berlaku adil kepadanya, kepolisian Amerika tidak menggubris
gugatannya. Sebelum kita menyimak isi gugatan dan prosesnya, saya terlebih
dahulu jelaskan : sebagian besar peraturan Undang-undang di negara barat yang
maju ada ketentuan bahwa, antara legislatif, yudikatif, dan penegakan hukum,
ketiga lembaga ini berdiri sendiri. Jika anda periksa istilah “pembagian tiga otoritas”,
maka akan dapat dipahami lebih banyak lagi. Negara Amerika Serikat, merupakan negara
dengan penerapan “pembagian tiga otoritas” yang paling konsisten dibandingkan
negara-negara penganut sistem demokrasi lainnya, ruang lingkup paling
menyeluruh, dan juga yang paling sukses.
Jadi,
Pepesan kosong 1 : SHC berkata, kepolisian tidak
menggubris kasusnya mungkin ada kaitannya dengan proses pemilihan gubernur di
negara bagian Washington pada saat tersebut. Pertama-tama, kepolisian AS tidak
mempunyai kekuasaan untuk mempengaruhi jalannya proses pemilihan gubernur
disana, oleh karena kedua lembaga tersebut tidak mempunyai kaitannya sama
sekali. Tolong jangan anda hubung-hubungkan sistem negara Asia yang korup ke
AS. Kedua, sesuai kebiasaan di AS pemilihan umum dan pendaftaran bakal calon
Gubernur, baru akan dimulai pada tahun pemilihan umum di awal bulan September.
SHC mengajukan gugatan pada bulan Maret, pada masa itu belum ada suasana
pemilihan umum sedikitpun, jika kepolisian takut menyinggung seseorang pun
tidak tahu ditujukan kepada siapa! Saya berandai-andai, misalnya SHC berkata
bahwa kepolisian mengabaikannya oleh karena tidak berani membuat Presiden AS
Bill Clinton tersinggung mungkin saja bakal ada orang yang akan percaya, karena
Bill Clinton dan Gedung Putih sendiri pernah menulis surat menghaturkan ucapan terima
kasih kepada Mahaguru Lu, malah Perpustakaan Negara AS mengoleksi “buku
Sheng-yen Lu” lengkap!
Amerika adalah negara demokratis, kekuatan media
massa tidak dapat diremehkan disana. Apabila benar kepolisian mengabaikan anda,
mengapakah tidak kau gugat saja kepolisian ke pengadilan? Mengapa tidak kau
beberkan saja ke CNN ataupun wartawan ABC? Seandainya ada media massa
dibelakang anda, bisa saja kepala kepolisian tersebut akan dijatuhkan dari
jabatannya! Ini adalah berita yang begitu fenomenal, mengapakah
tak kelihatan disini reaksi kamu terhadap “perlakuan tak adil” dari kepolisian,
selaras dengan cara anda yang begitu habis-habisan tanpa ampun memfitnah Mahaguru
Lu? Kamu yang bila sungguh melihat kepolisian kotor mengapakah masih
takut dengan pengaruh otoritas, tidak digugatkan saja ke media massa? Jika kamu sungguh-sungguh mempunyai bukti, seharusnya kepala
kepolisian pun harus turut serta digugat ke pengadilan, adakan konferesi pers
seantero Amerika, ataukah disebabkan anda sama sekali tidak punya bukti
yang kuat, maka pada sore hari tersebut anda pulang ke rumah dari kantor
kepolisian dengan getirnya?
Pepesan kosong 2 : Mari kita simak lagi, SHC
berkata kepolisian baru memberitahu dia diadakannya pertemuan klarifikasi setelah Mahaguru Lu melarikan
diri. Jujur saja, tanggal 14 Maret gugatan masuk ke kepolisian, oleh karena
bukan berkenaan urusan nyawa manusia ada diujung tanduk, kepolisian yang
mencarinya untuk klarifikasi pada tanggal 1 Mei, ini sudah tergolong normal
adanya. Apa kamu tidak memberi waktu agar mereka menangani kasus yang lebih
gawat? Mengenai perkataan SHC bahwa Mahaguru Lu pada tanggal 9 April
mengumumkan pengunduran diri, ini terlebih-lebih lagi satu trik kebiasaan dia
untuk menyesatkan orang. Sia-sia saja
dia postingkan artikel True Buddha News pada tahun itu di situsnya, malah semakin
jelas membuktikan kebohongan dirinya sendiri. Ini adalah satu bagian artikel di
halaman depan True Buddha News tanggal 13 April 2000 Acarya Lian Wang
menyampaikan berita : “Pendiri Zhenfozong Y.A Dharmaraja Lian Sheng pada
tanggal 9 April mengutarakan, Beliau memutuskan untuk pindah, kemungkinan akan
berdiam di negara kepulauan Pasifik Selatan, menjalani hari tuaNya. Mahaguru tertawa
riang, secara bercanda berkata : dengan senang hati mempersilakan semuanya
datang, Beliau disana mungkin akan memiara babi.”
Mahaguru Lu pada tanggal 9
April di Seattle hanya mengatakan sepatah perkataan rencana di masa yang akan datang,
tak disangka oleh sosok SHC yang labil tingkat akut ini terbacakan menjadi
“tanggal 9 April mengumumkan pengunduran diri, melarikan diri.” Anehnya, saya
mencari artikelnya sepanjang hari, tidak ada satu kali pun menyinggung Mahaguru
Lu pada tanggal 27 Agustus, di Hongkong Convention & Exhibit Centre
mentransmisikan untuk pertama kalinya “Sadhana Avenika Kalachakra”, itu adalah
acara akbar yang dihadiri 70 ribu orang, tidak mungkin bukan mata kamu buta tak
melihatnya! Ataukah ada melihatnya tapi sengaja tidak disinggung? Pada
kenyataannya, Mahaguru Lu sesungguhnya setelah upacara Dharma bulan Agustus
tersebut barulah pindah tinggal di Tahiti - Pasifik Selatan.
Jelas sekali, seandainya
kamu ada menyinggung upacara Dharma bulan Agustus tersebut, maka akan
membuktikan apa yang anda katakan pada tanggal 9 April tentang melarikan diri
itu adalah dusta. Sedangkan kepolisian pada tanggal 22 Mei usai pertemuan
klarifikasi memutuskan tidak melanjutkan proses gugatan, bukan karena tidak
bisa menemukan Mahaguru, akan tetapi disebabkan kamu sama sekali tidak bisa membawa
bukti apapun untuk membuktikan gugatan kamu! Apakah semua yang kamu katakan
selamanya hanya untuk menistai Mahaguru saja? Anda hanya bisa pasrah melihat
acara akbar yang agung ini, menyaksikan 70 ribu orang mengerumuni Mahaguru Lu di
atas singgasana Dharma yang membumbung tinggi. Kepolisian
pada bulan Mei oleh karena kurangnya bukti makanya menyudahi kasus kamu,
sedangkan Mahaguru Lu di bulan Agustus masih sedang mentransmisikan Dharma,
darimana tuduhan melarikan diri jauh-jauh tersebut? Mengapa kamu tidak
melanjutkan gugatan? Bukti kamu mana?
Pepesan kosong 3 :
Selanjutnya mari disimak isi gugatan SHC dan mengapakah kepolisian tidak
melanjutkan gugatan! Sebenarnya semua ini membuktikan bukti bohong nan edan ini
hanyalah bersumber dari situs pribadinya saja, benar-benar patut dihaturkan
terimakasih kepadanya. Siapa tahu sebenarnya dia adalah penyusup di komplotan para
pemfitnah, diam-diam menginformasikan kita jika apa yang dia tuliskan
seluruhnya adalah fitnahan yang ujung pangkalnya tak berkaitan satu sama lain,
terlebih lagi membuktikan, siapapun oknum yang mau mendapat porsi dengan
memakai ceritanya sungguh dungu.
SHC pada catatan
pertemuannya dengan kepolisian menyebutkan, perkara dakwaannya adalah dakwaan
pemerkosaan tingkat satu, tingkat dua, tingkat tiga. Untuk itu, terlebih dahulu
kita perlu mengetahui sesuai hukum perundangan yang berlaku di negara bagian
Washington, dakwaan pemerkosaan tingkat satu, tingkat dua, tingkat tiga ini bagaimanakah pengklasifikasian untuk
memastikan apa tingkat kriminalitasnya ? Informasi publik seperti ini sangat
gampang dicari di internet.
1. Aksi kriminal pemerkosaan tingkat satu :
adalah aksi yang paling biadab, mengharuskan bukti menunjukkan pelaku kriminal
melakukan salah satu hal dibawah ini :
a. Menggunakan ataupun
mengancam dengan senjata mematikan. (ataupun dengan alat yang menyerupai
senjata mematikan)
b. Merampok, menculik
korban
c. Badan jasmani korban
dilukai parah, termasuk keadaan koma disebabkan luka di badan
d. Dengan cara aksi
kriminal yang brutal memasuki kediaman korban ataupun kendaraan
e. Aksi kriminal tingkat
satu adalah aksi kriminal berat kelas A
2. Aksi kriminal
pemerkosaan tingkat dua : ketika situasi kejadian tidak cukup membuktikan
kriminalitas pemerkosaan tingkat satu, diperlukan bukti menunjukkan pelaku
kriminal melakukan aksi dibawah ini :
a. Menggunakan kekerasan
b. Ketika kontak seksual
terjadi, badan jasmani korban tak berdaya, atau secara psikologis tidak
mempunyai kemampuan sehingga tidak bisa mengijinkan hubungan seksual terjadi.
c. Ketika korban memiliki
“cacat pertumbuhan”, sedangkan pelaku tidak memiliki ikatan pernikahan
dengannya :
i. Korban adalah bawahan
pelaku kriminal, pelaku mempunyai wewenang otoritas mengaturnya
ii. Semasa waktu bekerja,
pelaku kriminal di kala menyediakan kemudahan transportasi menganiaya pihak
korban.
d. Ketika pelaku kriminal
dan korban adalah berstatus hubungan dokter dan pasien, dimasa pengobatan,
konseling, diskusi, pemeriksaan terjadi hubungan seksual. Akan tetapi jika
terdakwa dapat menunjukkan bukti superior untuk membuktikan pasien memahami
sepenuhnya tujuan hubungan seksual tersebut adalah tidak berkaitan dengan
pengobatan, maka boleh dipandang sebagai “pembelaan yang kuat”.
e. Ketika korban tinggal
di tempat fasilitas khusus untuk penderita sakit jiwa, ataupun tempat fasilitas
untuk orang yang bergantung kepada obat medis, sedangkan pelaku kriminal
memiliki otoritas menjaga, merawat korban
f. Ketika korban adalah
orang tua yang lemah ataupun orang dewasa yang rentan dianiaya, sedangkan
pelaku kriminal tidak memiliki ikatan pernikahan :
i. Korban dan pelaku
kriminal mempunyai hubungan dekat yang intens
ii. Pelaku kriminal di
kala menyediakan kemudahan transportasi menyerang pihak korban.
g. Aksi kriminal tingkat
dua adalah aksi kriminal berat kelas A
3. Aksi kriminal pemerkosaan
tingkat tiga : ketika situasi kejadian tidak memenuhi aksi kriminal tingkat
satu, dan tingkat dua, jika antara korban dan pelaku kriminal tidak memiliki
ikatan pernikahan :
a. Korban tidak
mengijinkan hubungan seksual, serta adanya ucapan jelas ataupun sikap fisik
untuk mengisyaratkan tidak mengijinkan.
b. Korban mendapat ancaman
serius dan yang bertentangan dengan hukum atas harta benda dan hak
kepemilikannya
c. Aksi kriminal tingkat
tiga adalah aksi kriminal kelas C
Satu hal yang perlu
dinyatakan disini, saya bukan pengacara, dan inipun bukan satu penterjemahan
yang profesional, pemaparannya disini bertujuan agar menjadi bahan pemikiran
kita semua. Untuk yang berniat membaca teks asli bahasa hukum tersebut silahkan
langsung ke alamat situs badan legislatif negara bagian Washington dibawah ini,
bagi yang ingin lebih memperinci penjelasan bahasa hukum tersebut beserta ruang
lingkup penerapannya, silahkan anda bincang-bincang dengan seorang pengacara.
Sebenarnya, kepolisian/jaksa
penuntut umum berdasarkan aturan UU negara bagian Washington, laporan dakwaan
SHC tersebut, tidak memiliki bukti yang cukup untuk membuktikan salah satu
daripada tiga tingkat aksi kriminal pemerkosaan diatas. Sedangkan pengacara SHC
usai pertemuan klarifikasi dengan pihak kepolisian menuliskan sebuah memo yang
sudah jelas menerangkan hal tersebut. Sementara
si SHC sampai sekarang dengan ekspresi mengiba masih terus mengatakan
kepolisian mengabaikan kasusnya, hukum tidak berlaku adil. Mohon tanya, ketika
kepolisian telah memberikan keterangan bahwa bukti dakwaan tidak cukup untuk
diteruskan ke proses peradilan, maka kamu mau kepolisian bagaimana lagi baru kamu
merasa dihargai aparat kepolisian? Kamu mempertanyakan mengapa pada awalnya
aparat kepolisian mengatakan ini adalah kasus yang bagus, tetapi kemudian tidak
melanjutkan proses peradilan, itu karena kepolisian, dan hukum itu berbicara
mengenai bukti, bukannya hanya karena seseorang berkata ini adalah kasus yang
bagus lantas mencerminkan bukti dakwaan itu valid. Andaikan kamu bisa
membawakan bukti yang cukup dan kepolisian tidak meneruskan proses dakwaan,
kamu masih punya hak menuntut Mahaguru Lu bersama-sama kepolisian ke Mahkamah
Agung, benar bukan?
Dengan membaca secara seksama UU
tersebut kemudian kembali membaca artikel fitnahan tulisan SHC, bahkan walaupun
dikemas dengan penulisan yang apik dan menggugah hati, sedikitpun tidak ada
satu daripadanya dapat memenuhi ketentuan UU mengenai suatu aksi kriminal
pemerkosaan. Kamu yang tidak mampu membuktikan bukti kekerasan, juga tidak
mampu membuktikan dengan Mahaguru memiliki bentuk hubungan yang intens,
butir-butir ketentuan peraturan UU sudah begitu jelas, kamu malahan berkata
hukum tidak berlaku adil, apakah maksud kamu biar lembaga peradilan negara
bagian Washington, lembaga penegakan hukum diubah saja untuk hanya khusus
melayani diri kamu seorang saja, sehingga disaat kamu mau mengajukan tuntutan,
maka pihak terlapor maka pasti akan didakwa bersalah?
Kepolisian di tanggal 1
Mei, dan tanggal 22 Mei secara terpisah telah menggelar pertemuan klarifikasi
atas kasus anda, bagaimana mungkin kepolisian tidak serius? Apalagi, pengacara
kamu usai pertemuan itu ada komentar seperti berikut : “While acknowledging
that the within matter was brought to the attention of Mr. O’Toole’s superiors
for review due to the high profile nature of the accused, he denied that the
resulting decision was in any way influenced by same.”
Dengan kata lain, Mahaguru
Lu yang kamu dakwakan adalah seorang figur ternama di negara bagian Washington,
walaupun kasus ini mengundang perhatian khusus dari pejabat tinggi kepolisian,
akan tetapi antara nama besar Mahaguru Lu dan pengambilan keputusan penuntutan dari
kepolisian tidak ada korelasinya sedikitpun. Yang bearti kita semua mempunyai
bukti yang sangat valid untuk menjelaskan, bahwasanya kepolisian tidaklah
korup. Mohon tanya bagaimana kiranya kamu mau kepolisian menghargai kamu? Apa
dengan menggantungkan potret kamu di atas pintu masuk kantor kepolisian, lalu seluruh
aparat kepolisian yang keluar masuk harus menghormat membungkukkan badan tiga
kali?
Sedangkan alasan yang kamu
berikan pada artikelmu malah mengatakan, “pejabat tinggi aparat kepolisian berkata
Sheng-yen Lu adalah seorang figur ternama, mereka kuatir diusik media massa.” Pihak kepolisian sudah jelas menerangkan pengambilan keputusan penuntutan dari
kepolisian tidak ada korelasinya sedikitpun dengan nama besar bersangkutan,
jika pernyataan dari pihak kepolisian pun berani anda fitnah dan diskreditkan,
maka di dunia ini apa lagi perkataan yang tidak berani kamu ucapkan? Kamu sama saja dengan memfitnah adanya korupsi di
internal kepolisian, tidak mematuhi hukum, tidak tahu apakah seandainya artikel
kamu ini diserahkan ke pihak kepolisian negara bagian Washington, mereka akan
menuntut fitnahan kamu ini atau tidak?
Kamu berkata lagi, gugatan
tidak lagi dilanjutkan sesudah penolakan pihak kepolisian oleh karena tidak
punya uang lagi membayar pengacara. Tetapi pada tanggal 6 Desember kamu memotong
jalur kepolisian lalu pergi sendiri menggugat Mahaguru Lu di pengadilan itu
bagaimana ceritanya? Darimana uang itu berasal? Kamu tidak mempunyai keahlian
khusus, penguasaan bahasa inggris tidak bagus, jangan katakan pada saya kamu
bekerja part time sendiri untuk membiayai ongkos pengacara yang selangit itu,
sungguh konyol jika demikian! Jika
benar demikian maka kamu perlu mempublikasikan bukti penghasilan gaji kamu beserta
slip tagihan dari kantor pengacara baru saya akan percaya. Untuk itu, soal uang
bukanlah masalah, tidak adanya bukti untuk tuntutan barulah masalah utama. Di
negara Amerika Serikat dimana aksi saling gugat-menggugat sudah menjadi
kebiasaan disana, seandainya kamu mempunyai bukti manakah mungkin kamu akan
kalah dalam gugatan?
Satu lagi di bagian akhir,
pada umumnya andaikata terjadi peristiwa pelecehan seksual merupakan kejadian
yang sangat memedihkan hati, pihak korban asalkan memiliki kemampuan sudah seharusnya
segera melaporkan ke kepolisian. Dan juga pergi memeriksa ke rumah sakit mendapatkan
hasil visum, seperti cairan mani pelaku kriminal beserta bekas pemukulan dan
lain-lain, oleh sebab ini semua adalah bukti yang paling penting untuk membuat
dakwaan. Sebaliknya kamu sangat mantap, bulan Juli 1999 angkat kaki, hidup
santai bebas merdeka sepanjang 7-8 bulan, hingga pada bulan Maret 2000 baru
teringatkan lapor ke kepolisian. Andaikata kamu benar-benar seorang korban
teraniaya, saya sungguh tidak tahu kamu ini termasuk kategori apa! Apakah kamu
pergunakan waktu selama 7-8 bulan itu baru bisa mengolah diri kamu sendiri menjadi
seorang korban teraniaya?
Sumber artikel asli : http://ilovegm.wordpress.com/2012/10/30/別當警察是傻子──張秀霞之警局篇/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.