Jumat, 28 Desember 2012

Klarifikasi Sdri. Yu Xian


Saya bersarana kepada Dharmaraja Mahaguru Lian Sheng sudah hampir 20 tahun, asalkan di saat Mahaguru berada di Ling Shen Ching Tze Temple, Seattle, hampir setiap hari Sabtu, saya pasti mengendarai mobil dari Vancouver menuju Seattle, mendengarkan dengan seksama Dharmadesana Mahaguru, menjadi tenaga relawan. Para umat yang hadir menekuni bhavana bersama-sama, semuanya punya satu tujuan yang sama, yakni harmonisasi batin, mengikuti Mahaguru meniti jalan penekunan diri.

Yang ternyata, telah dicemari akan fitnahan oleh Zhang Xiuxia (張秀霞) - catatan penterjemah : Zhang Xiuxia adalah nama lengkap inisal SHC- , menjadi seseorang upasika yang bermasalah. Hati saya, diinjak-injak dengan seenaknya olehnya, sungguh membuat saya bersedih hati.

Berikut di bawah ini adalah klarifikasi saya pribadi.

- SHC menulis di artikelnya pada bagian pertama, menyinggung minum alcohol dan yang lainnya.

Klarifikasi :
Saya Yu Xian (于仙), saat tersebut walaupun dengan SHC tinggal bersama dalam satu kamar yang sama, akan tetapi jelas-jelas tidak pernah menerima sekalipun telepon dari Mahaguru, dan jelas-jelas tidak ada bersama SHC pergi ke kamar Mahaguru, terlebih-lebih tidak ada kejadian minum alcohol setelahnya…. Tulisan SHC, semuanya bukanlah fakta!

- Artikel lanjutan tulisan SHC, menyinggung peristiwa ucapan selamat hari ibu.

1. Klarifikasi : Pada tahun 1995-1996 saya mengurus pekerjaan rumah tangga di kediaman Mahaguru.
Pada saat tersebut, oleh karena Gurudhara sakit, mengidap penyakit cacar, Mahaguru membutuhkan murid yang jujur dan dapat dipercaya untuk membantu pekerjaan rumah tangga. Saya yang pada dasarnya mempunyai pekerjaan yang sangat baik, sebagai akuntan di kantor firma hukum, spontan mengundurkan diri dari pekerjaan, dan pergi membantu mengurus pekerjaan rumah tangga, sepenuh hati melangkahkan kaki pada jalan Bhavana.

Mengapa selanjutnya tidak dikerjakan lagi? Penyebabnya hanya satu, sangat sederhana, oleh karena kurang cakap, ceroboh, tidak mampu memenuhi harapan, oleh karena itu tidak lagi diteruskan.

Di buku karya Mahaguru berjudul 和大自然交談/Berbincang dengan Alam pada artikel kera pemalas, sudah ada jawabannya. Saat itu sdri SHC masih belum datang ke Seattle, mohon agar anda tidak sembarang menciptakan cerita, membuat seorang upasika yang bersih apa adanya, dituliskan menjadi punya hubungan khusus dengan Mahaguru, bahkan dengan niat jahat memfitnah Mahaguru.


2. Klarifikasi : Mahaguru TIDAK PERNAH masuk  sendirian ke dalam kamar Yu Xian
Masa-masa menjadi pembantu rumah tangga tersebut, saya tinggal di loteng kamar asrama perempuan Ling Shen Ching Tze Temple, Seattle, menginap bersama-sama seluruh saudari yang menetap disana, kemudian pindah ke asrama perempuan Rainbow Villa Temple, tinggal satu kamar bersama bhiksuni Lama Xin Mei, yang untuk sekarang merupakan tempat asrama Bhiksu Lama laki-laki di Villa. Kami semua tidur diatas lantai, selimut, kantong tidur kesemuanya ditaruh diatas lantai, saya malas setiap kali bangun tidur merapikan selimut, pakaian saya semuanya pun ditaruh begitu saja di kursi (karena tidak ada lemari pakaian), ada sedikit berantakan. Suatu hari, serombongan Acarya, Bhiksu Lama menemani Mahaguru, datang melihat kamar-kamar asrama apakah terawat higienis, usai melihat kamar saya dan Bhiksuni Lama Xin Mei yang begitu berantakanlah, Mahaguru baru menuliskannya di buku tadi.

3. Klarifikasi : Hari Ibu
Mahaguru adalah orang yang sangat lembut, pada saat hari ibu, bisa didengarkan beliau mengucapkan selamat hari ibu kepada semua umat perempuan, yang mana tidak lagi dibeda-bedakan apakah sudah pernah menjadi ibu ataupun belum. Ini merupakan ucapan yang lumrah, hanya sebuah ucapan selamat untuk suatu hari khusus, akan tetapi secara kebetulan SHC ada berdiri disamping, yang mengucapkan tidak bermaksud apa-apa akan tetapi pendengarnya yang mendengarnya lain, lantas dihubung-hubungkan lagi dengan hubungan khusus antara pria dan wanita.

Sebenarnya, Mahaguru pernah mengajarkan, hendaknya kepada segenap kaum laki-laki, dipandangi sebagai ayah ; kepada segenap kaum perempuan, dipandangi sebagai ibu. Ini merupakan sebentuk pemikiran yang sangat mulia untuk saling hormat-menghormati tanpa pembedaan, insan yang saling menghormati sesama sebagai ayah maupun ibu, pada saat bersamaan, juga akan terbangkitkan rasa welas asih untuk segenap insan, tiada akan pernah berani melukai hati segenap insan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.